26 Agustus 2008

5. Fisikawan Yahudi di Balik Bom Atom dan Hidrogen

Abad ke-20 mencatat beberapa ilmuwan Yahudi yang mengubah pandangan sains dalam ilmu fisika modern. Sebagian dari sumbangan ilmiahnya masih relevan dengan abad ke-21.

Beberapa Fisikawan Yahudi Tenar

Fisikawan-fisikawan Yahudi Diaspora berperan besar dalam mengembangkan bom atom dan hidrogen. Mereka mencakup Albert Einstein (1879-1955), Enrico Fermi (1901-1954), Leo Szilard, Niehls Bohr (1885-1962), J. Robert Oppenheimer (1904-1967), dan Edward Teller (lahir 1908). Tiga di antaranya, Einstein, Fermi, dan Bohr adalah pemenang Hadiah Nobel bidang Ilmu Fisika. Robert Oppenheimer berjasa dalam mengembangkan bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan mengakhiri PD II di Asia Timur. Edward Teller dijuluki "Bapa atom hidrogen" AS. Tapi pendorong pemerintah AS pimpinan Presiden Roosevelt kemudian Truman masa PD II waktu itu agar energi atom dikembangkan sebagai suatu sumber energi dan bom atom adalah Albert Einstein. Meskipun demikian, dia dan Oppenheimer kemudian menentang pemakaian senjata-senjata nuklir dan hidrogen untuk perang.

Penghormatan pada Einstein

Nama Einstein masih diabadikan melalui siaran televisi Australia (ABC) melalui suatu jenis permainan bersifat perlombaan mengasah otak. Ia dijuluki The Einstein Factor. Suatu siaran televisi asing lain, Playful Disney, menyelenggarakan suatu permainan serupa untuk anak-anak dan diberi nama Little Einsteins. Para perancang kedua jenis permainan ini pasti punya sikap hormat pada Albert Einstein dan memakai namanya sebagai suatu sarana pendidikan umum melalui televisi.

Bukan saja kedua acara televisi tadi yang menunjukkan rasa hormat padanya. Banyak buku sudah ditulis tentang dia. Tapi yang barangkali mengejutkan di antaranya adalah The Bible According to Einstein (New York: Jupiter Scientific Publishing Company, 1999). Buku karya berbagai penulis ini menyajikan suatu pelengkap ilmiah bagi Alkitab untuk milenium ketiga. Ia berisi ringkasan pengetahuan umat manusia tentang berbagai topik, seperti ilmu fisika, biologi, geologi, dentuman besar, dan ditulis untuk pembaca awam. Bahasa prosanya disesuaikan dengan bahasa prosa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terbitan Inggris terkenal, King James Bible. Tujuan utama buku ini adalah untuk "menunjukkan kekuatan sains dan kuasa roh" yang saling melengkapi pengetahuan manusia.

Bahasa prosa Alkitab dan The Bible According to Einstein mirip tapi isi keduanya agak berbeda. Simaklah, misalnya, kemiripan bahasa tapi perbedaan isi kedua sumber pengetahuan manusia ini ketika menjelaskan asal-usul semua ciptaan di alam semesta:

Pada mulanya . . . [bumi] belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, . . . . (Kejadian 1:1-2)

Pada "Mulanya", tidak ada permulaan . . . tidak ada waktu dan tidak ada ruang. Alam semesta dalam suatu keadaan kuantum disertai fluktuasi yang liar . . . . (The Bible According to Einstein)

Mengapa ada rasa hormat padanya? Ada banyak pertimbangan. Dua di antaranya adalah bahwa Albert Einstein seorang jenius ilmiah dan seorang humanis besar.

Teori relativitas khusus

Sebagai seorang jenius ilmiah, dia melihat apa yang sebelumnya tidak pernah dilihat orang lain dan mengubah untuk selama-lamanya pandangan kita tentang alam semesta. Sebagai seorang ahli ilmu fisika teoritis, dia terkenal dalam abad ke-20 terutama untuk teorinya yang inovatif dan revolusioner: teori relativitas. Ini teori ilmu fisika modern dia tentang ruang, waktu, energi, dan gravitasi.

Ada dua jenis teori relativitasnya. Pertama, teori relativitas khusus; dan, kedua, teori relativitas umum.

Teori relativitas khusus Einstein dipaparkannya dalam suatu makalah ilmiah pada tahun 1905 ketika dia berusia 26 tahun dan tinggal di Bern, Swis. Teori yang diajukannya dalam makalah itu memperbaiki pandangan tentang ruang dan waktu dari fisikawan dan matematikawan tenar, Isaac Newton ( 1642-1727), dari Inggris. Teori khusus ini dibatasi pada pengamat-pengamat yang berada dalam gerak yang seragam tapi saling menyadari kehadirannya pada tempat yang berbeda-beda. Teori ini menganggap bahwa hukum-hukum ilmu fisika punya bentuk yang sama untuk semua pengamat dan bahwa kecepatan cahaya sama untuk semua pengamat, lepas dari gerak mereka sendiri.Teori relativitas khusus ini menimbulkan berbagai akibat. Salah satunya adalah asas bahwa massa dan energi bisa dipertukarkan. Akibat lain menyangkut keunikan dari kecepatan cahaya: manusia mustahil bepergian dengan alat angkut apa pun - seperti pesawat terbang - pada kecepatan yang melampau kecepatan cahaya sebagai unsur tercepat dalam alam semesta, yaitu, sekitar 300.000 kilometer per detik di ruang hampa. Akibat lain menyangkut pengukuran waktu. Pengukuran waktu bergantung pada gerak pengamat dan, karena itu, waktu bersifat tidak mutlak, waktu bersifat relatif.

Suatu bagian dari sepucuk surat Einstein yang ditulisnya 21 Maret 1950 bisa memperjelas secara sederhana konsepnya tentang relativitas waktu. Surat belasungkawanya dikirimkan kepada keluarga temannya yang wafat, Michele Beso. "Sekarang dia sudah meninggalkan dunia yang aneh ini dan agak mendahului saya. Ini tidak bermakna apa pun. Bagi kami fisikawan yang percaya beda antara masa lampau, masa kini, dan masa depan hanyalah suatu ilusi yang tetap saja hadir."

Suatu ilustrasi bisa memperjelas gagasannya bahwa masa lampau, masa kini, dan masa depan hanyalah ilusi, "tipuan mata", dan sekaligus memperjelas relativitas waktu. Anggap saja Anda tengah berdayung menyusuri Sungai Mamberamo di Papua ke arah hulunya. Sepanjang perjalananmu, Anda bertemu dengan seorang pemancing, terus berdayung selama satu jam lalu bertemu pemancing kedua, dan terus berdayung selama dua jam lalu bertemu pemancing ketiga sepanjang tepi yang sama dari sungai itu. Ketika Anda berjumpa dengan pemancing pertama, Anda mengalami waktu kini. Tapi ketika Anda berjumpa dengan pemancing kedua, Anda mengalami waktu kini bersama dia tapi waktu lampau dengan pemancing pertama dan waktu akan datang dengan pemancing ketiga yang akan Anda jumpai. Begitu Anda bertemu dengan pemancing ketiga dua jam kemudian, Anda mengalami waktu kini bersama dengan dia tapi waktu lampau dengan kedua pemancing lainnya. Waktu lampau, kini, dan nanti yang Anda alami masih dalam cakupan WIT.

Sekarang, bayangkanlah bahwa Anda berada dalam sebuah helikopter yang bukan melaju melainkan dalam posisi stasiuner atau "berlabuh" pada ketinggian tertentu. Ketinggian itu begitu rupa sehingga Anda dengan mudah melihat ketiga pemancing ikan yang duduk di tepi Sungai Mamberamo dengan sekali pandang. Ketika ini terjadi, masa lampau, kini, dan nanti yang Anda alami waktu Anda berjumpa dengan mereka melalui perahu menjadi tidak bermakna apa pun. Dengan kata lain, garis pemisah antara ketiga satuan waktu dalam sehari itu hilang karena ia hanyalah ilusi, tipuan mata Anda. Waktu -masa lampau, masa kini, atau masa depan - menjadi tidak mutlak tapi relatif, tergantung di antaranya pada tempat Anda berada. Sepanjang sungai memang ada bayangan tentang tiga kesatuan waktu kecil tadi. Tapi begitu Anda makin tinggi, ketiga kesatuan waktu kecil tadi lenyap membentuk hanya masa kini.

Dari ilustrasi sederhana tentang relativitas waktu tadi, Anda sekarang bisa memahami sanggahan Albert Einstein dalam suratnya tadi. Pembagian waktu ke dalam masa lampau, masa kini, dan masa depan tidak bermakna apa pun karena adalah ilusi. Sebagai akibatnya, mengatakan bahwa seseorang yang meninggal dan mendahului kita yang hidup, seperti sahabat Einstein tadi, adalah ilusi juga, tanpa makna, karena waktu relatif, tidak berlaku secara mutlak.

Kalau Einstein dan temannya yang meninggal dunia percaya pada kekekalan hidup, maka kekekalan meniadakan waktu dan ruang apa pun. Dia - nanti kalau meninggal dunia - dan temannya sebagai akibatnya mengalami apa yang diistilahkan "kekinian kekal". Dalam kekinian kekal, satu detik sama dengan semiliar tahun, satu hari sama dengan seribu tahun, satu jam sama dengan semiliar miliar tahun! Tidak ada beda lagi dalam persamaan waktu apa pun. Tidak ada juga beda antara suatu kamar sel yang sempit sekali di penjara dengan seluruh ruang alam semesta yang panjang, lebar, tinggi atau dalamnya tak terkira! Dalam kekekalan, satu sel penjara yang sempit sama dimensinya dengan satu alam semesta yang luas, tinggi atau dalamnya tak terkira.

Dalam hubungan dengan teori relativitas khusus ini, Albert Einstein meramalkan dalam makalahnya 1905 tadi tentang pengaruh gravitasi pada bentuk dan waktu rambatan gelombang cahaya (atau gelombang radio). Menurut ramalannya, gelombang cahaya (atau radio) yang bergerak dari satu planet ke planet lain - dalam ruang angkasa yang luas - akan dilengkungkan dari "jalan lurus" yang ditempuhnya oleh suatu benda langit yang padat, seperti matahari. Gravitasi yang kuat dari benda langit macam ini akan memperlambat juga rambatan gelombang cahaya sebanyak sepersekian dari satu detik.

Kebenaran teorinya baru dibuktikan tahun 1919 oleh seorang ahli astronomi asal Inggris: Arthur Eddington. Ada gerhana matahari di Pulau Principle, lepas pantai Afrika Barat, pada tanggal 29 Mei 1919. Eddington yang sambil mengamati gerhana matahari itu menguji ramalan Einstein dan mengukuhkan kebenaran teorinya.

Teori relativitas umum

Tiga tahun sebelum teori relativitas khusus Einstein dibuktikan di Afrika Barat, dia mengumumkan suatu teorinya yang terkait dengan yang pertama: teori relativitas umum. Teori yang lahir tahun 1916 ini tentang pengamat-pengamat yang tidak berada dalam keadaan gerak yang seragam. Teori ini adalah suatu interpretasi geometrik tentang gravitasi. Konsekuensinya mencakup fakta bahwa cahaya dibelokkan ke arah benda-benda langit dengan gravitasi yang besar.

Sejarah Ringkas Atom

Albert Einstein tidak terlibat langsung dalam pengembangan bom atom pertama di dunia di Amerika Serikat. Meskipun demikian, dia berperan dalam memberi saran kepada pemerintah AS pimpinan Presiden Roosevelt tentang kemungkinan mengembangkan tenaga atom menjadi senjata atom. Bom atom pertama ini dikembangkan secara sangat rahasia dengan melibatkan juga beberapa ilmuwan Yahudi AS, termasuk J. Robert Oppenheimer.

Gagasan tentang atom sudah ada pada zaman Yunani kuno, sebelum Masehi. Tapi penemuannya harus menunggu sampai dengan abad ke-20.

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford, seorang fisikawan Inggris, dan dua orang fisikawan lain, Hans Geiger dan Ernest Marsden, menemukan susunan atom. Delapan tahun kemudian, Rutherford berhasil membelah atom. Suatu alat untuk meremukkan atom bernama siklotron ditemukan Ernest Lawrence, seorang fisikawan Amerika Serikat, pada tahun 1929. Lima tahun kemudian, Enrico Fermi, seorang fisikawan asal Italia, membombardir uranium dengan neutron dan menghasilkan unsur-unsur transuranium. Tahun 1937, fisi nuklir pertama dari uranium dihasilkan oleh Otto Hahn, seorang ahli kimia Jerman. Hahn sudah menemukan bahwa inti atom uranium tertentu bisa dibelah menjadi dua bagian yang hampir sama, melepaskan energi dan neutron. Pada gilirannya, hasil pembelahan ini membelah lagi atom uranium. Dua orang asisten Hahn yang akan pindah ke AS adalah fisikawan Austria-Swedia, Lisa Meitner, dan keponakannya, Otto Frisch. Siklotron lain untuk membelah atom ditemukan pertama kali 25 Januari 1938 oleh John Ray Dunning dari AS. Pembelahan atom yang dia lakukan menghasilkan sinar gamma, suatu fisi nuklir yang bertahan lama. Sekitar tiga bulan kemudian, Enrico Fermi, Leo Szilard, Walter N. Zam, C.B. Regrana, dan Dunning mengulangi eksperimen pembelahan atom yang dilakukan Dunning awal 1938. Riset mereka mengukuhkan penemuan di Eropa (oleh Otto Hahn dan asistennya) bahwa penyerapan suatu neutron oleh suatu inti uranium terkadang mengakibatkan inti itu terbelah menjadi dua bagian yang hampir sama; pembelahan ini disertai pelepasan energi yang dahsyat. Kolega mereka, Niehls Bohr, membahas eksperimen 1938 itu dengan O.R. Frisch, L. Meitner, dan Albert Einstein di Princeton. Selain Einstein, Fermi, Szilard, dan Bohr adalah fisikawan berdarah Yahudi.

Surat historis Einstein

Einstein yang sebelumnya seorang warga negara Jerman lalu pindah dan menetap di AS karena ancaman Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler terhadap orang-orang Yahudi Eropa. Di negara ini, dia bekerja pada Lembaga Penelitian Tingkat Maju Universitas Princeton, New Jersey, AS. Pada lembaga ini bekerja juga Thorstein Veblen, J. Robert Oppenheimer, Wolfgang Pauli, dan John von Neumann. Ketiga nama terakhir adalah juga ilmuwan berdarah Yahudi. Sebagai seorang fisikawan tenar, Einstein melihat potensi pemakaian tenaga atom sebagai "suatu sumber energi yang penting di masa depan" dan "bom-bom" atom. Ini dia jelaskan dalam sepucuk suratnya kepada Presiden Roosevelt. Surat lengkapnya demikian:

Beberapa karya terkini dari E. Fermi dan L. Szilard yang telah disampaikan pada saya dalam bentuk naskah mengakibatkan saya berharap bahwa unsur uranium dapat diubah menjadi suatu sumber energi yang penting di masa depan. Segi-segi tertentu dari situasi yang telah timbul tampaknya menghendaki kewaspadaan dan, jika perlu, tindakan cepat di pihak Pemerintah. . . . Selama empat bulan terakhir telah hampir dipastikan . . . bahwa ada kemungkinan mengadakan suatu reaksi berantai dalam suatu massa uranium yang besar, dan dengan cara itu dapat menimbulkan sejumlah yang sangat besar dari daya dan sejumlah besar unsur mirip radium. . . . Gejala baru ini dapat juga mengarah pada pembuatan bom-bom.

Setahun sesudah surat itu ditujukan kepada Pemerintah AS, Perang Dunia II meletus di Eropa dan Asia Timur. Jerman, Italia, dan Jepang di satu pihak berperang melawan bangsa-bangsa Eropa Barat (seperti Inggris dan Perancis). Amerika Serikat baru terlibat dalam perang besar itu sesudah pangkalan militernya di Pearl Harbor, Hawaii, dibom oleh pesawar-pesawat tempur Jepang pada tahun 1941. PD II ini pun melibatkan Rusia sebagai sekutu negara-negara Barat pimpinan AS. Tapi surat Einstein tampaknya belum menunjukkan tanggapan nyata dari Pemerintah AS.

Tahun 1942, sebuah tim yang dikepalai Enrico Fermi menghasilkan reaksi berantai nuklir pertama. Suatu hasil percobaan yang akan mengarah juga pada pembuatan bom atom.

Tanggapan pemerintah AS

Pada tahun 1942, Pemerintah AS mendirikan suatu pusat riset atom di Los Alamos, suatu tempat sekitar 40 kilometer jauhnya dari Santa Fe, ibu kota negara bagian New Mexico. J. Robert Oppenheimer, seorang fisikawan Yahudi-AS, diangkat menjadi direktur pusat riset ini antara 1942 dan 1945. Hasil riset pusat ini mengarah pada pembuatan bom atom pertama di dunia. Bom atom itu lalu diuji-coba di gurun New Mexico 18 Juli 1944. Pendirian pusat riset atom dan bom atom pertama yang dibuat dan dites boleh dipandang sebagai tanggapan nyata Pemerintah AS atas surat Albert Einstein enam tahun sebelumnya.

Tanggal 6 Agustus 1944, bom atom pertama berdaya ledak 20.000 ton TNT dijatuhkan di atas Hiroshima, Jepang. Seratus ribu orang Jepang tewas seketika dan 100.000 korban lainnya akan mati karena luka bakar dan penyakit karena radiasi nuklir. Ratusan lainnya akan cacat seumur hidup. Karena Jepang belum menyatakan menyerah kalah, Tentara Sekutu pimpinan Jenderal McArthur menjatuhkan bom atom kedua (memakai plutonium) atas Nagasaki di pulau Kyushu. Daya ledaknya sama dengan yang dijatuhkan tiga hari sebelumnya. Tujuh puluh lima ribu orang Jepang tewas seketika; 75.000 korban lainnya akan mati karena luka bakar dan radiasi.

Jepang akhirnya menyerah kalah beberapa hari kemudian. PD II berakhir di Asia Timur.

Reaksi Menentang Senjata Nuklir dan Hidrogen

Pembelahan atom dan penerapannya menjadi senjata dengan daya musnah yang dahsyat dan sumber energi baru berkembang sesudah PD II. AS tetap mengembangkan tenaga atom untuk kepentingan militer dan sipil. Meskipun demikian, keunggulan ini akhirnya tersebar ke negara lain, terutama Uni Soviet, melalui penyebaran ilegal oleh orang AS sendiri. Sesudah itu, bom hidrogen mulai dikembangkan dan daya musnahnya pun dahsyat.

Perkembangan ini mulai dasawarsa 1950-an. Tahun 1950, Komisi Energi Atom AS yang didirikan 1946 membangun reaktor fisi nuklir pertama. Ia akan menghasilkan tenaga nuklir pertama di dunia. Pada tahun yang sama, ilmuwan-ilmuwan nuklir AS yang diketuai Edward Teller mencoba reaksi thermo-nuklir pertama sedunia 8 Mei 1950. Percobaan ini dilakukan di pulau atol Eniwetok di Samudera Pasifik Tengah. Pada tahun 1952, Ethel Rosenberg dan suaminya Julius Rosenberg dijatuhi hukuman mati 19 Juni 1952 oleh Pemerintah AS. Pasangan ini membocorkan rahasia atom AS ke Uni Soviet. Sementara itu, Pemerintah As memulai serangkaian percobaan atom baru di gurun Nevada. Tanggal 12 Agustus 1952, sekitar dua bulan sesudah pasangan Rosenberg dijatuhi hukuman mati, Uni Soviet meledakkan suatu alat hidrogen. Teller dan pasangan suami-isteri Rosenberg berdarah Yahudi.

Baik pemakaian energi nuklir maupun percobaan senjata nuklir (hidrogen) diteruskan tahun 1954. Nautilus, nama kapal selam bertenaga nuklir pertama AS, diluncurkan 21 Januari 1954. Kapal selam ini dibuat berdasarkan desakan Laksamana Muda Angkatan Laut AS, Hyman George Rickover yang berdarah Yahudi. Pada tanggal 1 Maret 1954, Komisi Energi Atom AS meledakkan suatu "alat" fusi nuklir (hidrogen) di Atol Bikini, Samudera Pasifik Selatan. Ledakan itu ratusan kali lebih kuat dari ledakan bom atom di Eniwetok.

Perkembangan senjata nuklir dan hidrogen yang meluas menimbulkan kekuatiran pada Oppenheimer dan Einstein. Oppenheimer menentang pembuatan bom hidrogen pada tahun 1952 sementara Einstein mengingatkan Pemerintah AS tentang bahaya-bahaya senjata nuklir bagi umat manusia. Sikapnya ini menunjukkan dirinya sebagai seorang humanis besar.

Reaksi pemerintah tampak lebih keras terhadap Oppenheimer karena masalah lain. Desember 1952, dia dituduh mempunyai simpati kepada Komunisme dan diduga melakukan pengkhianatan terhadap Pemerintah AS. Karena dipandang memberi ancaman kepada keamanan AS, keanggotaannya pada Komisi Energi Atom AS dicabut tahun 1953.

Senjata Nuklir dan Hidrogen Abad ke-21

Masa kini, senjata nuklir dan hidrogen masih menjadi ancaman bagi keselamatan umat manusia. Negara-negara yang diketahui memiliki senjata nuklir tidak saja AS dan Uni Soviet. Perancis, Inggris, India, Pakistan, RRC, Korea Utara, dan barangkali Israel memiliki senjata-senjata nuklir. Iran barangkali akan mengembangkan senjata nuklir juga. Selain itu, bom hidrogen diketahui dimiliki AS, Rusia, dan RRC. Semua senjata yang sangat berbahaya ini adalah konsekuensi pengembangan bom atom dan hidrogen, mula-mula di AS dan Uni Soviet. Beberapa otak ilmuwan Yahudi berperan besar dalam menciptakan senjata-senjata pemusnah massal ini di abad ke-20.

Suatu kekuatiran besar banyak orang adalah jatuhnya senjata nuklir dan hidrogen ke tangan kelompok-kelompok religius radikal tertentu. Kalau mereka berhasil memiliki senjata-senjata pemusnah massal itu dan memakainya untuk melakukan bom bunuh diri atau menembaki negara musuhnya secara serampangan, akibat-akibatnya yang sangat dahsyat dan mengerikan sulit kita bayangkan. Penentangan Oppenheimer dan peringatan Einstein lalu menjadi makin relevan dengan kekuatiran kita masa kini seandainya senjata-senjata pemusnah massal itu dipakai kelompok-kelompok radikal tersebut.

20 Agustus 2008

4. Perancang Mode dan Pencipta Esperanto

Orang-orang Yahudi Diaspora terkenal juga ke seluruh dunia karena keahlian lain. Pertama, beberapa di antaranya - seperti Levi Strauss, Ralph Lauren, dan Calvin Klein - menjadi perancang mode kelas dunia. Kedua, salah seorang di antaranya,L.L. Zamenhof, adalah pencipta Esperanto, suatu bahasa internasional

Perancang-Perancang Mode dan Produsen Parfum Tenar

Celana jins sudah menjadi suatu mode yang mendunia. Ini mencakup Jins Levi dan jins Calvin Klein. Ada juga orang yang memakai pakaian merek Polo dan parfum mereka Obsession, CK One, CK Be, Euphoria Blossom, Euphoria Intense, atau Eternity. Barangkali sedikit saja pemakai yang tahu bahwa jins pertama di dunia yang mengilhami pembuatan jins lainnya adalah jins rancangan dan produksi Levi Strauss. Juga mungkin sedikit orang yang tahu bahwa pakaian bermerek Polo hasil rancangan dan produksi Ralph Lauren. Levi Strauss, Ralph Lauren, dan Calvin Klein adalah beberapa di antara perancang dan pengusaha busana yang produknya mendunia. Barangkali tidak ada yang tahu bahwa semua merek parfum yang disebut tadi adalah produk perusahaan Calvin Klein.

Pencipta blue jeans pertama

Nama asli Levi Strauss (1829-1902) adalah Lob StrauB. Nama aslinya menunjukkan asal-usulnya. Dia dan orang tuanya berasal dari Jerman; sesudah pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara di sini, nama asli diubah menjadi Levi Strauss.

Levi Strauss adalah pendiri perusahaan pertama yang memproduksi blue jeans, jins biru. Perusahaannya yang memproduksi jins ini dan kemudian jenis pakaian yang lain, Levi Strauss & Company, didirikan di San Fransisko, Amerika Serikat, pada tahun 1853.

Konon, ilhamnya untuk membuat jins biru berasal dari para pencari dan penggali tambang emas di Kalifornia. Mereka sering mengeluh celana kerja yang mereka pakai dan dibuat dari bahan katun sering sobek dan sakunya juga sobek menjadi dua bagian.

Untuk memenuhi kebutuhan para pencari dan penggali tambang ini akan celana dari bahan kain yang tidak mudah sobek, Levi Strauss membuat celana dari kain terpalyang dipakai untuk membuat layar kapal. Kantung celana dibuat begitu rupa sehingga mustahil sobek. Tapi persediaan kain terpalnya segera habis; jadi, dia memesan sejenis tenunan kain bernama serge dari Nimes, suatu kota di Perancis Selatan. Aslinya, bahan tenunan itu disebut serge de Nimes tapi kemudian disingkat menjadi denim. Jins biru rancangan dan produksi perusahaan Levi Strauss lalu terkenal ke seluruh dunia karena kainnya yang berasal dari denim, semacam kain dril. Kemudian, Levi Strauss & Co. mulai memproduksi jins Levi tenar pertama di San Fransisko dengan memakai kain tenunan buatan suatu pabrik manufaktur di Manchester, New Hampshire, AS.

Apa saja yang dihasilkan masa kini oleh perusahaan tadi? Masa kini, Levi Strauss & Co. tetap beroperasi sebagai suatu perusahaan denim dan kain.

Polo Ralph Lauren

Ralph Lauren (1939-2008), lahir di The Bronx, New York, adalah seorang perancang busana dan eksekutif bisnis berdarah Yahudi asal Amerika Serikat. Tokoh ini terkenal untuk merek kain Polo Ralph Lauren. Ralph Liftshitz, nama masa kanak-kanaknya, menunjukkan asal-usulnya; orang tuanya adalah imigran Yahudi dari Belarus.

Ralph memulai bisnisnya dengan membuka suatu toko yang akan berkembang menjadi suatu usaha besar. Mula-mula, dia menjual dasi kupu-kupu dan dasi rancangannya sendiri dengan label "Polo". Toko ini lalu berkembang sejak akhir 1960-an menjadi suatu kerajaan bisnis, suatu kelompok perusahaan, milik Lauren dengan nilai miliaran dolar AS.

Bisnisnya tetap berkembang. Pada tahun 1984, Ralph Lauren mengembangkan toko utamanya untuk Polo Ralph Lauren. Pada pertengahan 1990-an, Polo Ralph Lauren menjadi suatu perusahaan yang terbuka untuk umum dan berdagang di Bursa Saham New York dengan memakai lambang RL. Menjelang 2007, dia sudah memiliki lebih dari 35 butik di AS.

Apa hobi Ralph Lauren? Dia seorang kolektor mobil klasik. Dia juga membintangi beberapa episode tayangan TV berjudul Friends.

Perancang mode top AS

Calvin Klein dipandang salah seorang perancang mode top Amerika Serikat. Dia membuat namanya terkenal melalui rancangan pakaian olahraga yang bersih dan sederhana dan paling terkenal karena rancangan pakaian-pakaian dalamnya. Dia juga terkenal karena produk parfumnya.

Seperti Ralph Lauren, Calvin Richard Klein (lahir 1942) lahir di The Bronx, New York. Orang tuanya adalah imigran Yahudi-Hungaria.

Calvin Klein secara khusus dikenal karena dua hasil karyanya. Pertama, dia menjadi sangat terkenal melalui jins rancangan dan produksinya yang mencapai popularitasnya yang tinggi akhir 1970-an. Kedua, dia populer juga karena banyak iklan tentang pakaian dalam rancangannya bersifat provokatif. Pakaian dalam ini memakai namanya dan menjadi suatu sukses besar tahun 1980-an.

Nama merek beberapa jangkuan produk paling menonjol Calvin Klein mencakup

  • Calvin Klein (berlabel putih, pakaian olahraga)
  • Calvin Klein Sport (pakaian olahraga)
  • Calvin Klein Jeans (pakaian denim)
  • Calvin Klein Home (seprei, selimut, kain-kain tempat tidur, handuk, karpet lantai kamar mandi, dan koleksi asesori)
  • Calvin Klein Golf (dilancir 2007)
  • Calvin Klein Underwear (koleksi pakaian dalam)

Parfum produksinya mencakup merek-merek berikut:

  • Eternity (untuk pria)
  • Euphoria (untuk pria)
  • Euphoria Blossom (keluaran tahun 2007, untuk wanita)
  • Euphoria Intense (keluaran tahun 2008, untuk pria)
  • CK One, CK Be (untuk pria dan wanita)
  • Obsession

Tapi bisnisnya yang dirintis sejak 1960-an mengalami berbagai hambatan. Tahun 2002, perusahaannya diakuisisi Perusahaan Phillips-Van Heusen.

Ada lagi tiga perancang mode berdarah Yahudi. Mereka mencakup Pauline Trigere, Isaac Mizrahi, dan Kenneth Cole.

Pencipta Bahasa Esperanto

Baru saya tahu pencipta bahasa Esperanto adalah seorang Yahudi Diaspora asal Polandia: Dr. Ludwig L. Zamenhof (1859-1917). Dr. Zamenhof bukanlah seorang ahli bahasa; dia seorang dokter mata. Meskipun demikian, dialah yang menciptakan bahasa Esperanto pada tahun 1887.

Esperanto adalah suatu bahasa buatan manusia, tidak berkembang mengikuti suatu sejarah "alami" atau wajar dari bahasa. Bahasa ini dimaksudkan sebagai suatu bahasa internasional yang dipakai terutama di Eropa. Esperanto memakai kata-kata dasar yang lazim dalam bahasa-bahasa Eropa utama, seperti Inggris, Jerman, dan Perancis. Bahasa ciptaan Zamenhof ini dicirikan di antaranya oleh jabatan kata yang jelas. Misalnya, semua nomina berakhir dengan huruf -o dan semua ajektiva berakhir dengan huruf -a.

PBB mengakui Esperanto sebagai salah satu bahasa resminya. Di Indonesia, ada sedikit orang yang ahli bahasa Esperanto.

12 Agustus 2008

3. Selebritas Yahudi di Bidang Musik Pop

Setiap tahun sejak dipopulerkan ke seluruh dunia, American Idol, ajang pencarian penyanyi-penyanyi terbaik di AS, ditonton jutaan orang di AS dan di seluruh dunia. Tiga anggota juri terkenal mencakup Randy, Paula Abdul, dan Simon Cowell.

Mungkin tidak ada yang mengira bahwa Paula Abdul adalah seorang warga AS berdarah Yahudi. Selain menjadi anggota juri, Paula Abdul punya prestasi internasional yang menonjol dalam seni nyanyi dan dansa populer modern. Dia seorang penyanyi yang memenangkan Anugerah Grammy dan Anugerah Emmy; selain itu, dia seorang ahli dansa populer dan koreografi.

Penyanyi wanita AS berdarah Yahudi lain yang lebih menonjol dalam prestasinya adalah Barbra Streisand. Lagunya, Woman in Love, menjadi hit dunia tahun 1980-an dan diperdengarkan serta dinyanyikan berulang-ulang di Indonesia. Lebih dari Paula Abdul, Barbra Streisand adalah penyanyi pertama yang memenangkan lima macam anugerah hampir lebih dari sekali: Oscar (dua kali), Emmy (empat kali), Tony (sekali), Grammy (sepuluh kali), dan Golden Globe (sepuluh kali)!

Ada kalanya bukan nama penyanyi berdarah Yahudi kaliber dunia yang kita kenal duluan melainkan nyanyiannya. Di Indonesia dan di manca negara, penggemar musik pop tahun 1980-an bukan saja menyukai melainkan juga menyanyikan Copacabana, Mandy, dan I Can't Smile Without You. Itulah beberapa di antara lagu-lagu yang dinyanyikan dengan menawan oleh Barry Manilow, seorang penyanyi AS berdarah Yahudi.

Siapa pada era 1980-an yang tidak mengenal dan menyanyikan - barangkali di ruang karaoke komersial - lagu-lagu menawan berikut: Just the Way You Are, Uptown Girl, dan Piano Man? Lagu-lagu ini dibawakan Billy Joel, seorang penyanyi dan komponis lagu-lagu populer asal AS. Penyanyi berdarah Yahudi ini sudah memenangkan Anugerah Grammy.

Sweet Caroline, suatu lagu pop hebat lain yang terkenal juga di Indonesia, dinyanyikan oleh Neil Diamond. Selebritas kelas dunia ini asal Inggris dan berdarah Yahudi.

Di era 1970-an dan 1980-an, Paul Simon dan Art Garfunkel asal AS menjadi terkenal ke seluruh dunia melalui beberapa hitnya. Termasuk di dalamnya Bridge Over Troubled Water, Sounds of Silence, Scarborough Fair, Mrs. Robinson, dan Bright Eyes. Simon dan Garfunkel berdarah Yahudi.

Dua penyanyi berdarah Yahudi lain dan terkenal di dunia adalah Carole King dan Bob Dylan. Barangkali, yang lebih menarik perhatian banyak orang adalah Bob Dylan.

Ketika Bob Dylan dari Amerika Serikat muncul di panggung musik pop awal 1970-an, dia segera menjadi seorang musikus yang menarik perhatian khusus banyak pendengarnya di manca negara. Lirik dari salah satu lagu ciptaannya yang terkenal, Blowin' in the Wind, bukan saja dinyanyikan kembali oleh berbagai penyanyi - termasuk di Indonesia - melainkan juga menjadi bahan diskusi di mana-mana.

Dalam Anatomy of Pop (London: BBC, 1970), Peter Cole - seorang wartawan dan pemerhati musik pop Barat asal Inggris - mengakui Bob Dylan sebagai "seorang tokoh besar dalam musik pop". Lanjutnya, Bob Dylan punya "pengaruh yang paling signifikan pada lirik pop". Dari sejak awal, dia muncul lebih banyak sebagai seorang penyair lagu pop dibanding sebagai seorang penulis lirik. Kata-kata syairnya bisa berbentuk penyelidikan yang kritis atas masalah-masalah tertentu dalam masyarakat.

Tidak selalu jelas makna syair-syairnya. Meskipun demikian, syair-syair itu menjadi bahan diskusi dan analisis serius oleh berbagai kalangan. Mereka yang menginginkan makna hidup, mereka yang menginginkan sebuah lagu perjuangan untuk protes-protesnya, mereka yang ingin lagu-lagu popnya bersifat intelektual - semuanya mencari dan menemukan keinginannya dalam syair-syair Bob Dylan. Ini tidak berarti syair-syair Dylan punya pesan yang jelas. Syair-syair lagunya berisi makna yang samar-samar; karena itu, para penggemarnya yang membahas dan menguraikan makna syair-syair itu malah menghasilkan ribuan penafsiran. Dylan biasanya menolak untuk membahas syair-syairnya bersama mereka; dia hanya menciptakannya. Meskipun demikian, Bob Dylan menjadi seorang tokoh musik dasawarsa 1970-an.

Lebih awal dari Bob Dylan adalah "Raja Rock 'n Roll" Elvis Presley. Dia memegang gelar ini sejak menjadi terkenal era 1950-an sampai dengan The Beatles dari Inggris muncul di pentas dunia era 1960-an dan awal 1970-an. Meskipun demikian, kepopuleran dan pengaruh hebatnya bertahan sesudah The Beatles bubar. Tidak ada yang menyangka Elvis Aaron Presley, meskipun adalah seorang penganut aliran Protestan Pentakosta, berdarah Yahudi - dari pihak ibunya.

Dialah yang membuat rock 'n roll digandrungi, terutama, oleh generasi muda AS era 1950-an. Model rambut penyanyi ganteng ini, gaya busana khasnya, dan gaya memegang gitar sambil mempertontonkan goyangan pinggul khasnya yang belum pernah dilihat sebelumnya serta suara nyanyinya yang hangat dan sangat menawan lalu menetapkan standar penampilan baru di AS. Standar ini lalu ditiru oleh berbagai penyanyi mirip Elvis di manca negara, termasuk di Indonesia.

Dalam zaman Orde Baru, suatu siaran televisi swasta Indonesia di Jakarta menayangkan suatu acara yang melibatkan para penggemar berat dan peniru gaya penampilan Elvis Presley. Ternyata, para penggemar berat dan penirunya dari berbagai daerah di Indonesia muncul secara bergilir untuk membawakan berbagai lagu Elvis. Yang sama pada mereka semua? Rambut, jambang, kemeja putih dengan ornamentasi khas Elvis, celana cutbrai, gaya nyanyi, dan gaya goyang pinggul mirip dengan yang asli.

Penggemar berat dan peniru Elvis Presley tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan di Irian Barat zaman Belanda pun ada penyanyi-penyanyi yang meniru Elvis Presley, seperti Bas Lano.

Lagu-lagu hit Elvis banyak sekali dan ada yang dinyanyikan jauh sesudah dia meninggal dunia. Itu mencakup Are you Lonesome Tonight, Blue Hawaii, Blue Suede Shoes, Can't Help Falling in Love, G.I. Blues, Good Luck Charm, Hawaiian Wedding Song, Hound Dog, It' s Now or Never, Jailhouse Rock, Love Me Tender, dan lain-lain. Era 1980-an, Julio Iglesias menyanyikan kembali suatu versi Can't Help Falling in Love dan kelompok reggae terkenal UB-40 membuat versi reggae dari lagu yang sama. Kedua versi ini menjadi terkenal di manca negara.

Elvis tidak saja menyanyikan lagu-lagu pop duniawi. Sebagai seorang penganut Pentakosta dan untuk memenuhi keinginan orang Kristen mendengarkan lagu-lagu gereja bergaya pop, dia juga merekam banyak lagu gereja, termasuk gospel. Salah seorang fan berat Elvis di Indonesia, Alex Lia (nama aslinya, Alex O. Pranata), merekam pada era 1980-an/1990-an sebagian gospel nyanyian Elvis ini dalam suatu serial kaset dan CD keluaran Studio Rekaman Maranatha, Jakarta, dengan label Alex Lia Sings for Jesus. Volume-volume awal rekaman lelaki berdarah China asal Semarang, Jawa Tengah, ini - ada enam volume - berisi gospel-gospel tenar Elvis seperti Precious Lord, Just a Closer Walk with Thee, Swing Low Sweet Chariot, Joshua Fought the Battle of Jericho, Where Could I Go, Peace in the Valley, dan lain-lain. Suara Alex yang mirip Elvis didukung suatu vokal latar yang merdu dan padu dari beberapa orang penyanyi asal Ambon pimpinan Peter Hehanusa. Iringan musiknya pun prima.

Tidak disangka-sangka seorang kenalan saya mendengarkan Where Could I Go nyanyian Alex Lia dengan dukungan kuartet vokal tadi menjadi nyanyian iringan yang dipilih seorang peserta binaraga terkenal dari Irian Jaya, Levi Rumbewas. Waktu itu, dia ikut berlaga dalam suatu PON di Jakarta era 1990-an dan meraih satu medali emas dalam kelasnya. Sesudah peragaan itu, Levi mendapat tepuk tangan meriah, sebagian diduga karena iringan lagu peragaannya.

Tentu masih banyak lagi musikus berdarah Yahudi dan tergolong Yahudi Diaspora yang tidak dikisahkan di sini. Cerita tentang mereka sebagai selebritas musik akan menjadi panjang.

Yang kita tahu dari penjelasan sejauh ini ialah bahwa mereka memberi dampak yang bertahan lama dalam musik, termasuk dalam musik pop modern. Prestasi mereka menonjol.

05 Agustus 2008

2. Tokoh-Tokoh Yahudi di Bidang Media

Beberapa tahun yang lalu, acara televisi Indonesia terkenal, “Kuis Siapa Berani”, pernah diikuti suatu kelompok peserta dari Reuters. Meskipun ini cabang suatu kantor berita asing terkenal dari Inggris di Jakarta, para pesertanya orang Indonesia. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pendirinya seorang Yahudi Diaspora dari Inggris.

Eksekutif Jurnalisme dan Media Berita serta Pemilik Bisnis Media

Jumlah orang Yahudi Diaspora yang dikaitkan dengan jurnalisme dan media berita mengesankan. Di Amerika Serikat, misalnya, tiga dari jaringan televisi dan radio diluncurkan dan dikelola oleh eksekutif-eksekutif Yahudi-AS.

Mengapa mereka berkecimpung dalam media massa? Baginya, kebebasan berbicara atau mengeluarkan pendapat adalah jantung demokrasi. Untuk melindungi kebebasan itu, mereka hadir pada perusahaan-perusahaan penerbitan, kantor berita, dan stasiun-stasiun televisi.

Ada enam tokoh jurnalisme dan media berita berdarah Yahudi dengan dampak global. Mereka mencakup Baron Paul J. Reuter (1816-1899), Adolph Ochs (1858-1935), Joseph Pulitzer (1847-1911), David Sarnoff (1891-1971), William S. Paley, dan Rupert Murdoch (lahir 1931).

Layanan berita internasional pertama

Layanan berita internasional pertama dan terbesar di dunia dipelopori Baron Paul J. Reuter. Lelaki berdarah Yahudi dan kelahiran Jerman ini kemudian menetap di Inggris dan dihormati dengan baron, suatu gelar kebangsawanan Inggris. Layanan berita internasional pertama yang dia dirikan di Inggris itu disebut Reuter’s News Service, suatu organisasi layanan berita terbesar sedunia.

Reuter juga cepat mengantisipasi dua jenis teknologi komunikasi yang lain. Pertama, komunikasi lewat kawat-kawat telegrafi; dan, kedua, komunikasi melalui kabel-kabel bawah laut. Kedua jenis komunikasi itu berguna sebagai jaringan pengiriman berita antar-benua.

Pemilik dan pengelola koran bergengsi

Harian The New York Times – disingkat NYT – demikian populernya sehingga ia disebut dalam salah satu lirik “Saturday Night Fever” yang dibuat menjadi suatu hit dunia tahun 1980-an oleh The Bee Gees dari Australia. NYT memang suatu koran bergengsi – di Amerika Serikat dan dunia. Pemilik dan pengelola masa awalnya adalah Adolph Ochs, seorang pengusaha pers berdarah Yahudi-AS.

Ochs tidak langsung memiliki dan mengelola NYT. Penerbit koran kelahiran Ohio, AS, itu mula-mula membeli dan mengelola pada tahun 1878 Chattanooga Times, koran terkemuka di AS bagian selatan. Delapan belas tahun kemudian, dia membeli dan mengelola The New York Times.

Apa yang menyebabkan NYT menjadi suatu harian yang bergengsi? Barangkali, pandangan Adolph Ochs tentang pers bisa menjelaskan sebab-sebabnya. Dia sangat memusuhi sensasionalisme dalam berita. Akan tetapi, dia menekankan peliputan yang komprehensif, etis, dan tidak berpihak. Sikap tidak berpihak itu dia tegaskan demikian: “tanpa rasa takut atau tanpa keberpihakan”. Selain itu, dia menciptakan slogannya yang menjadi tuntunan bagi pemuatan berita di koran itu. “Semua berita yang cocok untuk dicetak, [cetaklah].” Penerapan pandangannya mengakibatkan NYT menjadi koran terkemuka AS yang tak tertandingi dalam gengsi dan dampak globalnya.

Dua tokoh utama berdarah Yahudi-AS masa kini di balik kebesaran NYT adalah Joseph Lelyveld dan Max Frankel. Kedua-duanya adalah editor eksekutif harian bergengsi ini; di samping itu, Frankel adalah seorang penulis.

Pewaris hadiah prestisius bagi jurnalisme dan kesenian

Gajah mati meninggalkan gading. Joseph Pulitzer wafat meninggalkan Hadiah Pulitzer – bagi bangsa Amerika Serikat. Hadiah itu dianugerahkan bagi prestasi luar biasa dalam jurnalisme, kesusastraan, dan teater – sampai sekarang.

Siapakah dan apakah Joseph Pulitzer? Lelaki Yahudi yang beremigrasi ke AS tahun 1864 itu adalah seorang editor terkenal di dunia karena Hadiah Pulitzer yang diwariskannya. Sebelum menjadi terkenal dalam jurnalisme, dia masuk tentara dan – sesudah pensiun – menetap di Saint Louis, sebuah kota di AS. Keterlibatannya dalam jurnalisme didorong antara lain oleh kemiskinannya sesudah pensiun. Tanpa uang sepeser pun, dia mencari nafkah dengan menulis pertama kali untuk sebuah koran berbahasa Jerman. Keberuntungannya lalu berubah. Dalam beberapa tahun, reporter itu dipilih menjadi anggota dewan perwakilan rakyat negara-bagian Missouri. Di Missouri, dia menolong membentuk Partai Republikan Liberal. Akan tetapi, niat utamanya adalah koran. Untuk menyalurkan minatnya, Joseph Pulitzer mendirikan usaha-usaha penerbitan. Usaha-usaha ini kemudian meninggalkan efek yang bertahan lama sesudah dia wafat karena menetapkan standar-standar jurnalisme modern. Kemudian, dia menghidupkan kembali atau mendirikan harian The St. Post-Dispatch (1878), The New York World (1883), dan The Evening World (1887). Koran-koran itu berkembang berdasarkan pelaporan investigatif, sensasionalisme, dan pembeberan kesalahan-kesalahan politik. Sesudah wafat, dampak Joseph Pulitzer pada jurnalisme dan kesenian masih berlangsung.

“Bapa televisi Amerika”

Ingat film Titanic, ingat Jack Dawson (Leonardo DiCaprio) dan Rose Dewitt Bukater (Kate Winslet). Ingat kisah nyata Titanic, ingat David Sarnoff. Lelaki Yahudi-AS itulah penerima pesan tanpa kabel (wireless) dari kapal pesiar mewah itu pada malam tahun 1912: “S.S. Titanic menabrak gunung es. Tenggelam cepat.” Ketika menerima pesan SOS itu, Sarnoff yang bekerja sebagai seorang operator telepon tanpa kabel pada sebuah perusahaan telekomunikasi meneruskan pesan itu kepada sebuah kapal uap. Kapal uap itu lalu melaporkan bahwa Titanic sudah tenggelam dan beberapa penumpang yang masih hidup dinaikkan ke kapal uap itu. Taft, Presiden AS waktu itu, memerintahkan stasiun-stasiun radio lain untuk tidak terlibat dan, dengan demikian, David Sarnoff seorang diri tetap bertugas selama 72 jam. Dia mencatat nama-nama mereka yang hidup dan membuat namanya terkenal pada jutaan pembaca koran tentang musibah itu.

Cuplikan dari riwayat hidupnya menunjukkan jenis pekerjaannya yang akan membuka kesuksesan besarnya di masa depan. Kariernya di AS di bidang media massa elektronik mulai diketahui masyarakat umum ketika dia pada tahun 1917 mendesak supaya sebuah “kotak musik radio” yang sederhana dipasarkan. Perusahaan Marconi AS mengatakan rencana Sarnoff akan menjadikan radio suatu “alat rumah tangga” yang sama dengan piano atau fonografi. Kariernya lalu menanjak sehingga dia menjadi seorang eksekutif media berita, khususnya televisi dan radio. Sebagai eksekutif media berita, Sarnoff menunjukkan kepemimpinan yang tegas; dia kemudian menyatukan televisi dan radio menjadi sarana-sarana utama komunikasi massa. Dia cepat menanjak menjadi presiden-direktur RCA – Radio Corporation of America – yang didirikan Owen D. Young. Selain itu, dia memampukan RCA membuat siaran-siaran radio dari pantai yang satu ke pantai yang lain di AS. Jabatan ini akan mengarahkannya menjadi pendiri NBC – National Broadcasting Corporation – dan anak-anak perusahaannya, Blue Network dan Red Network pada tahun 1927. NBC membawahi banyak stasiun radio di AS dan memperluas jaringan siaran dari satu pantai ke pantai lain di AS. Kemudian, dia meningkatkan siaran televisi RCA menjadi siaran televisi berwarna. Dia kemudian membangun perusahaan itu menjadi kompleks elektronik terbesar sedunia pada waktu itu. Untuk jasa-jasanya yang begitu menonjol dalam bidang media massa, David Sarnoff secara beralasan dihormati bangsa AS sebagai “bapa televisi Amerika”.

Saingan NBC

Seorang tokoh media massa elektronik lain yang akan bersaing dengan Sarnoff adalah William S. Paley. Lelaki Yahudi-AS ini mendirikan pada tahun 1928 CBS, Columbia Broadcasting System. Setahun kemudian, dia memindahkan CBS ke New York dan menjadikannya saingan NBC milik Sarnoff.

Salah satu yang terbesar di dunia

Ruport Murdoch yang lahir di Melbourne Australia tahun 1931 kemudian pindah dan menetap di Amerika Serikat adalah pemilik News Corp., salah satu korporasi media paling besar dan paling berpengaruh di dunia. Melalui kerajaan bisnis media massa dan penerbitan lainnya, dia menjadi salah seorang terkaya di dunia.

Murdoch mewarisi suatu koran Australia dengan oplah kecil tahun 1952. Lalu, dia secara agresif mengubahnya menjadi News Corp., salah satu perusahaan media terbesar di dunia. Konglomerasi ini mencakup televisi, film-film fitur, layanan online, koran, dan buku-buku.

Tahun 1980-an, dia menjadi warga negara Amerika Serikat demi memenuhi syarat untuk memiliki stasiun-stasiun televisi di sana. Sekarang, dia memiliki Asian Star Television dan saham di Fox TV Network, Penerbit Harper Collins Books, 2oth Century Fox, dan harian The New York Post.

Kakek Murdoch adalah seorang pendeta Protestan Gereja Presbiterian dari Skotlandia, Inggris. Dia kemudian berimigrasi ke Australia. Nenek Rupert Murdoch adalah seorang wanita Yahudi.

Ayah Murdoch, Sir Keith Murdoch, seorang penerbit koran di Australia. Ibunya puteri suatu keluarga Yahudi yang kaya. Tapi Ruport Murdoch sering berusaha agar warisan darah Yahudi dari pihak nenek dan ibunya tidak dibeberkan kepada umum.

Meskipun demikian, dia tergolong menurut hukum Talmud dan hukum negara Israel masa kini pada orang Yahudi. Syarat minimum untuk terhitung sebagai orang Yahudi sudah terpenuhi: ibu dan neneknya adalah wanita-wanita Yahudi.

Meskipun dia berusaha menutup-nutupi darah Yahudinya, dia blak-blakan dalam mendukung tokoh-tokoh sayap kanan Zionis di Israel. Dua di antaranya yang dia dukung adalah Ariel Sharon dan Benyamin Netanyahu. Dia bahkan dikatakan memakai kekuatan persnya untuk mendukung negara Israel.

Sembilan Tokoh Lain yang Menonjol

Empat tokoh media massa lain tergolong pada ke-100 orang Yahudi top dalam abad ke-20. Mereka mencakup Walter Winchell, Ted Koppel, Walter Lippman, A.M. Rosenthal, dan Morris Fishbein. Tokoh-tokoh media massa tenar berdarah Yahudi lain adalah Adam Michnik, Katherine Graham, Eugene Meyer, Wolf Blitzer, dan Henry Grunwald.

  • Di masa jayanya, Walter Winchell mencapai jauh lebih banyak orang dibanding wartawan-wartawan lain. Secara khusus, dia dengan berani membangkitkan kesadaran bangsa AS tentang Holocaust, pembunuhan orang-orang Yahudi Eropa oleh Jerman Nazi selama Perang Dunia II.
  • Sebagai pewawancara terbaik di televisi, Ted Koppel menunjukkan kepada kita bahwa media elektronik punya kekuatan asal dipakai secara tepat.
  • Walter Lippman adalah seorang wartawan kawakan yang berpengaruh besar, khususnya di AS. Kolum-kolum dan editorial-editorialnya di koran didengarkan dan diperhatikan elit intelektual dan politikus-politikus terkemuka, termasuk presiden-presiden.
  • Sebagai editor eksekutif dari harian The New York Times, A.M. Rosenthal mentransformasi koran itu. Sementara mempertahankan standar-standar koran itu, dia membuatnya menjadi lebih hidup dan mudah dibaca. Transformasinya mengakibatkan NYT menjadi koran terbaik di AS.
  • Dr. Morris Fishbein editor Journal of the American Medical Association selama 25 tahun, yang memberi pengaruh yang besar pada ilmu kedokteran di AS.
  • Adam Michnik adalah pemilik Gazeta Wyborcza, koran terbesar di Polandia.
  • Katherine Graham dan Eugene Meyer adalah penerbit Washington Post, salah satu koran terkenal di AS.
  • Wolf Blitzer adalah reporter berita politik tenar dari CNN, suatu stasiun televisi tenar di AS.
  • Henry Grunwald adalah editor kepala mingguan Time dan duta besar AS di Austria.

Dalam bidang apa lagi dampak global Yahudi Diaspora nyata? Masih dalam berbagai bidang – bisnis, kemiliteran, politik, kedermawanan, dan masih banyak lagi. Berbagai dampak ini akan dibicarakan lebih jauh dalam tulisan-tulisan mendatang.

1. Berbagai Dampak Global Yahudi Diaspora

Dampak Global Yahudi Diaspora, judul sebuah buku langka tulisan Wakana (Pondok Gede, Bekasi, Indonesia: Penerbit LOGOS, 2003), secara menawan menguraikan pengaruh dahsyat orang-orang Yahudi Diaspora terhadap perkembangan, kemajuan, dan arah peradaban dunia selama lebih dari 3.000 tahun. Ketahanan hidup mereka yang luar biasa terhadap berbagai ancaman seperti genosida dari zaman Mesir kuno sampai dengan zaman Hitler bisa memberi ilham pada orang Papua, suatu kelompok etnik yang kecil di Indonesia yang ketahanan hidupnya juga terancam. Mereka bisa belajar tentang “rahasia” ketahanan hidup orang Yahudi selama ribuan tahun – dan tetap memberi pengaruh hebat pada dunia!

Tentang pengaruh hebat mereka, orang Papua masa kini belum sampai ke sana. Mereka diperkirakan membutuhkan beberapa generasi sebelum beberapa otak terbaiknya bisa menonjol dalam pergaulan internasional. Itupun kalau ketahanan hidup mereka sebagai suatu kelompok etnik di Indonesia masih ada. Karena itu, demi ketahanan hidupnya, mereka bisa mempelajari rahasia ketahanan hidup orang Yahudi Diaspora. Segi-segi positif, manfaat atau hikmah, yang mereka peroleh dari pengalaman orang Yahudi bisa mereka pakai untuk merancang ketahanan hidup mereka sendiri ke masa depan.

Dampaknya Global

Pada abad ke-20, jumlah total orang Yahudi sedunia – termasuk mereka yang tinggal di Israel masa kini – kurang dari seperempat dari satu persen – sekitar 15 juta orang Yahudi – dari penduduk dunia, yaitu, sekitar 6 miliar orang. Sekitar 6 juta tinggal di Israel sekarang; sebagian besar dari mereka sebenarnya adalah orang-orang Yahudi Diaspora yang kembali tinggal di tanah leluhurnya. Selebihnya, adalah orang-orang Yahudi Diaspora yang tinggal dalam jumlah tertentu di berbagai negara. Jumlah orang Yahudi Diaspora terbesar terdapat di Amerika Serikat, sekitar 5 juta orang. Meskipun jumlah total orang Yahudi sedunia kecil, mereka memberi dampak yang secara proporsional jauh melampaui jumlah pemberinya dalam setiap bidang kemajuan manusia.

Dalam abad modern, khususnya abad ke-20, para ilmuwan Yahudi Diaspora membuat kemajuan hebat dalam ilmu fisika, ilmu kimia, dan khususnya, ilmu kedokteran. Dari 663 Hadiah Nobel yang dianugerahkan pada para ilmuwan, sastrawan, dan tokoh perdamaian antara 1901 dan 2001, sekurang-kurangnya 156 atau sekitar 24 persen dari hadiah itu dianugerahkan kepada orang-orang Yahudi Diaspora. Untuk ukuran populasi Yahudi sekecil itu, persentase prestasi menonjol mereka tergolong sangat besar.

Selama 2.000 tahun terakhir, mereka memengaruhi ajaran Kristen. Ajaran ini dianut sekitar dua miliar dari enam miliar penduduk dunia pada akhir tahun 2000 atau sekitar sepertiga penduduk dunia.

Karl Marx, seorang “raksasa” filsafat asal Jerman dan berdarah Yahudi, punya lebih dari satu miliar penganut paham komunisme, sosialisme atau Marxisme di seluruh dunia. Bahkan Soekarno, presiden pertama RI, dan Partai Komunis Indonesia di masa lampau dipengaruhi filsafat Karl Marx tadi.

Dampaknya dalam IPTEK Abad ke-20

Albert Einstein, Niels Bohr, dan Sigmund Freud – tokoh-tokoh garda depan sains abad ke-20 – membuka kepada dunia abad atom, abad kuantum, dan rahasia akal budi manusia. Daftar prestasi besar ilmuwan-ilmuwan Yahudi kelas dunia tidak terbatas pada mereka bertiga saja. Anda yang belajar matematika pasti tahu sekurang-kurangnya satu dari matematikawan tenar Yahudi ini: John Von Neumann, Nikolay Ivanovich Lobachesky, Herman Minkowski, Tulio Levi-Civita, dan Georg Cantor. Pakar-pakar komputer berdarah Yahudi mencakup John Von Neumann, salah satu otak utama di balik semua komputer masa kini, dan Andrew Grove, ikut memproduksi mikroprosesor komputer dan memimpin perusahaan komputer, Intel. Selain Sigmund Freud, bapak psikologi modern, dua ahli psikologi tenar sedunia lain dan berdarah Yahudi mencakup Eric Fromm dan Abraham Maslow. Teknologi ruang angkasa abad ke-20 berkembang di antaranya karena jasa ilmuwan Yahudi Diaspora: Theodore von Karman adalah seorang tokoh yang memelopori industri penerbangan ruang angkasa Amerika Serikat; Arye Shternfeld adalah salah seorang “konstruktor utama” pesawat-pesawat ruang angkasa Uni Soviet, termasuk Mechta – nama sputnik atau pesawat ruang angkasa pertama Uni Soviet – yang diluncurkan pertama kali tahun 1955. Masih di Amerika Serikat, Hyman Rickover tercatat dalam sejarah kemiliteran modern negara adidaya itu sebagai pendorong dan perancang Nautilus, kapal selam nuklir pertama AS.

Tokoh-Tokoh IPTEK Lain Abad ke-20

Ternyata, masih ada banyak lagi tokoh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdarah Yahudi yang lain. Beberapa di antaranya mencakup Emile Berliner, Samuel Ruben, Albert Kahn, Carl Sagan, dan Franz Boas.

Emile Berliner adalah seorang penemu dan industrialis hebat kelahiran Jerman. Berliner membuat suatu revolusi teknologi ketika dia “menyulap” telepon penemuan Bell menjadi suatu alat yang mampu mengantar suara manusia pada jarak yang jauh pada tahun 1887. Selain itu, dia menginovasi fonograf, suatu teknologi hiburan buatan Thomas Alva Edison dari Amerika Serikat, dengan menciptakan Gramofon Berliner. Alat untuk memainkan musik pada piringan hitam ini – mirip CD tapi berukuran besar – kemudian dinamakan kembali sebagai Mesin Bicara Victor pada tahun 1887. Mesin ini punya ketajaman yang unggul dan popularitas yang meluas.

Samuel Ruben cuma seorang tamatan SMU. Tapi dia memiliki lebih dari 300 paten atas penemuan-penemuannya. Memang, dia seorang penemu berbagai komponen listrik. Komponen-komponen ini mencakup baterai alkalin, berbagai peralatan utama yang memakai tenaga listrik, kamera otomatik, perangkat radio dan televisi, jam tangan, motor bertenaga listrik, kamera otomatik, alat pacu jantung, alat bantu pendengaran bertenaga baterai merkuri yang berselaput dan revolusioner, satelit ruang angkasa, dan kotak suara buatan.

Albert Kahn dijuluki “bapa rancangan pabrik modern”. Arsitek berdarah Yahudi kelahiran Jerman kemudian menetap di AS ini sudah menerjemahkan arsitektur industrial menjadi suatu bentuk seni yang revolusioner. Dia memelopori beton yang diperkuat dan menciptakan kompleks-kompleks yang sangat besar, seperti Perusahaan Motor Ford dan pabrik-pabrik untuk perusahaan mobil Chrysler dan General Motors di AS. Standar-standar rancangannya sudah diterima di seluruh dunia.

Atas persetujuannya, lebih dari 2.000 bangunan industrial didirikan di seluruh dunia. Ini termasuk rumah sakit, menara untuk kantor, gedung universitas, dan sinagoga di Michigan. Pakar bangunan itu dipertahankan di Rusia pada tahun 1929 untuk cepat mengindustrialisasi Rusia dengan membangun lebih dari 5.000 pabrik dalam waktu dua tahun.

Carl Sagan adalah seorang penulis ilmiah populer terkemuka sedunia dari Amerika Serikat. Dia sudah menulis lebih dari 700 artikel dan 20 buku. Sebagai penulis dengan dampak global, dia mempopulerkan astronomi, penerbangan ruang angkasa, dan kosmologi pada ratusan juta pembaca di seluruh dunia. Cosmos, salah satu bukunya, kemudian dibuat menjadi sebuah film TV spektakuler dengan judul yang sama. Lebih dari setengah miliar pemirsa di enam puluh negara mengikuti Cosmos, suatu tur yang mendebarkan melalui ruang angkasa yang dalam. Tidak heran film spektakuler ini memenangkan suatu hadiah TV di AS.

Carl Sagan adalah juga seorang ahli astronomi sebelum dia menjadi seorang penulis terkenal. Dalam kapasitas ini, dia memainkan suatu peranan yang penting dalam misi-misi penerbangan antar-planet melalui pesawat-pesawat ruang angkasa AS: Mariner, Viking, dan Voyager. Selain itu, dia direktur Laboratorium Penelitian Planeter pada Universitas Cornell di AS.

Franz Boas adalah seorang ahli antropologi dengan pengaruh global. Ilmuwan kelahiran Jerman dan kemudian menetap di Amerika Serikat ini dipandang sebagai bapa antropologi Amerika Serikat. Pemikirannya dalam bidang antropologi masih dipelajari di seluruh dunia, khususnya di Jurusan Antropologi di perguruan tinggi, termasuk di Indonesia.

Dampaknya dalam IPTEK Awal Abad ke-21

Apakah dampak mereka masih ada dalam abad ke-21? Masih ada dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka, misalnya, masih muncul sebagai pemenang Hadiah Nobel dalam semua bidang kecuali Perdamaian antara tahun 2001 dan 2007. (Bidang-bidang yang diberi Hadiah Nobel mencakup Ilmu Kimia, Ilmu Ekonomi, Kesusastraan, Perdamaian, Ilmu Fisika, dan Fisiologi atau Ilmu Kedokteran.)

Penambahan Hadiah Nobel ini mengakibatkan statistik antara 1901 dan 2007 harus diubah bagi ilmuwan dan tokoh perdamaian berdarah Yahudi. Selama 107 tahun hadiah sangat prestisius itu diberikan, sekurang-kurangnya 176 ilmuwan dan tokoh perdamaian Yahudi meraihnya. Hadiah Nobel ini diberikan dengan dua cara: kepada lebih dari satu pemenang atau kepada satu orang pemenang saja. Jumlah 176 tadi adalah penerima individual saja, di luar penerima “kolektif”. Kalau penerima per kelompok – biasanya dua sampai dengan tiga orang – dari ilmuwan dan tokoh Yahudi dtambahkan, jumlah mereka tentu lebih dari 176. Apapun juga, jumlah 176 ini selama lebih dari satu abad hadiah itu dianugerahkan membentuk 23 persen dari semua penerima individual seluruh dunia.

Siapakah ilmuwan Yahudi yang dianugerahi Hadiah Nobel antara tahun 2001 dan 2007? Anda yang mempelajari secara khusus Ilmu Kimia, Ilmu Ekonomi, Kesusastraan, Ilmu Fisika, dan Ilmu Kedokteran boleh jadi pernah membaca, mendengarkan, atau mempelajari tulisan salah satu dari mereka. Nama-nama mereka dan tahun penerimaan Hadiah Nobelnya demikian:

· Ilmu Kimia. 2004: Aaron Ciechanover, Avram Hershko, Irwin Rose. 2006: Roger Kornberg

· Ilmu Ekonomi. 2001: George Akerlof, Joseph Stiglitz; 2002: Daniel Kahneman (dari Israel); 2005: Robert Aumann; 2007: Leonid (Leo) Hurwicz, Eric Maskin, Roger Myerson

· Kesusastraan. 2002: Imre Kertész; 2004: Elfriede Jelinek, Harold Pinter

· Ilmu Fisika. 2003: Vitaly Ginzburg, Alexei Abrikosov; 2004: David Gross, H. David Politzer; 2005: Roy Gauber

· Fisiologi atau Ilmu Kedokteran. 2002: Sydney Brenner, H. Robert Norvitz; 2004: Richard Axel; 2006: Andrew Z. Fire

Dampaknya dalam Fotografi

Kodachrome. Kodacolor. Ektacolor. Ektachrome. Polaroid.

Kita mengenal istilah-istilah fotografi dan merek kamera ini di Indonesia. Pergilah ke toko-toko yang menjual kamera-kamera dan rol-rol film – khususnya, dari Eastman Kodak – dan Anda tidak akan sulit menemukan produk-produk tadi. Ini adalah produk-produk Yahudi Diaspora.

Tonggak-tonggak dalam seni dan teknologi fotografi dicapai banyak keturunan Yahudi Diaspora. Pengetahuan dan keahlian fotografi yang mereka capai punya daya-tarik khusus bagi mereka.

Fotografer-fotografer berdarah Yahudi lain lebih berminat pada sisi seni fotografi. Alfred Stieglitz, seorang Yahudi Diaspora, memantapkan fotografi sebagai suatu bentuk seni yang bernilai untuk dipamerkan di museum-museum. Richard Avedon, fotografer berdarah Yahudi yang lain, hampir seorang diri meningkatkan fotografi komersial sampai mencapai ketinggian estetik tertentu. Dia kemudian menghasilkan potret-potret yang sangat indah dan tak tertandingi yang dipamerkan pada berbagai galeri fotografi.

Beberapa fotografer berdarah Yahudi membuat rekaman kamera untuk kepentingan media-cetak. Alfred Eisenstaedt secara sangat berpengaruh membentuk gaya dan isi jurnalisme foto. Robert Capa terkenal di seluruh dunia karena peliputannya tentang Perang Saudara di Spanyol dan Perang Dunia II. Untuk jasa-jasanya dalam pemotretan kedua perang itu, dia memenangkan sebuah hadiah bidang fotografi. Jose Rosenthal terkenal ke seluruh dunia karena foto bersejarahnya tentang lambang kemenangan AS di Iwo Jima dalam PD II. Foto itu menunjukkan anggota-anggota Angkatan Laut AS yang menancapkan bendera AS di Iwo Jima, Jepang, sebagai suatu perlambang kemenangan Tentara Sekutu atas Tentara Jepang dalam PD II.

Seorang fotografer Yahudi Diaspora yang mendokumentasikan secara fotografik bayangan seorang lelaki pada Kain Kafan dari Turin adalah Barrie M.Schwortz dari AS. Penganut Yahudi Ortodoks ini adalah Fotografer Pendokumentasian Resmi untuk Proyek Riset Kain Kafan dari Turin, suatu obyek penelitian ilmiah.

Kain Kafan dari Turin mengacu pada sehelai kain lenan berusia ratusan abad yang menampakkan secara tridimensional bayangan seorang lelaki “misterius” dari Israel kuno. Tampak seorang lelaki dewasa yang mati karena penyaliban pada sehelai kain kafan, kain yang disimpan di Turin, sebuah kota di Italia.

Sesudah bayangan itu diketahui melalui foto Secondo Pia, seorang fotografer, pada tahun 1898, kain lenan itu segera menjadi suatu obyek penelitian multidimensional dari berbagai pakar, termasuk Barrie M. Schwortz. Dia sudah membuat lebih dari 24.000 foto dari berbagai sudut pemotretan tentang gambar bayangan pada Kain Kafan dari Turin.

Apakah kain itu adalah kain lenan yang dipakai untuk membungkus mayat Yesus sebelum Dia dimakamkan? Jutaan orang Kristen percaya itu kainnya dan bayangan itu adalah bayangan tubuh Yesus yang mati. Tapi para pakar belum mencapai suatu keputusan final tentang siapa lelaki misterius dalam bayangan tridimensional pada kain kafan itu.

Schwortz yang meskipun bukan seorang pengikut Yesus yakin bahwa bayangan pada kain kafan itu otentik. Untuk mendukung keyakinannya, dia membuat sebuah situs web untuk mendokumentasi hasil risetnya dan riset-riset lain atas Kain Kafan dari Turin. Situs yang dibuat 15 April 1996 itu adalah http://www.shroud.com/.

Wakana, penulis Dampak Global Yahudi Diaspora, mengunjungi situs ini pertama kali tahun 2000. Dia tercatat di mesin penghitung sebagai salah satu dari 250.000 pengunjung situs web ini. Antara 1996 dan 2000, situs ini dikunjungi oleh para pengunjung dari 128 negara, termasuk beberapa orang senator AS dan anggota-anggota kesatuan militer. Schwortz sementara itu menerima lebih dari 5.000 email tentang kain kafan itu.

Terakhir, Wakana mengunjungi situs web tadi pada tanggal 15 Januari 2003. Dia dicatat pada jam 16:49 WIB sebagai pengunjung ke- 1.013.237. Dia memerhatikan bahwa situs itu mengalami updating pada tanggal 20 Desember 2002. Jadi, sejak pertama kali mengunjungi situs itu tahun 2000, dia menyaksikan kenaikan jumlah pengunjung situs web itu sebanyak kira-kira empat kali.

Pada tanggal 19 Juni 2008, saya – karena penasaran – mengunjungi situs Barrie M. Schwortz tadi pada pukul 18:05 WIB. Saya tercatat sebagai pengunjung ke-2.420.585 sejak 15 April 1996. Situs itu pun mengalami updating terkini pada tanggal 2 Juni 2008, dengan Schwortz sebagai Editor dan Penerbit situsnya. Sungguh, suatu dampak fotografi yang luar biasa dari seorang Yahudi Diaspora di AS pada dunia!

Empat penemu teknologi fotografi berdarah Yahudi memberi dampak global pada fotografi. Dua di antaranya adalah peraih Hadiah Nobel dalam Ilmu Fisika. Pertama, Gabriel Lippmann dari Perancis, seorang penemu yang membuat terobosan dalam fotografi berwarna masa awal. Kedua, Dennis Gabor dari Inggris, penemu holografi. Dua orang penemu lain adalah Edwin Land, penemu kamera Polaroid yang membuat suatu revolusi dalam fotografi; dan Leopold Godowsky, Jr., yang penemuannya bersama seorang teman berdarah Yahudi juga, Leopold Mannes, dipakai oleh perusahaan fotografi terkenal dari AS, Eastman Kodak.

Dampaknya dalam Bisnis Film dan Bioskop

Entah disadari atau tidak, banyak film, VCD dan DVD asal Amerika Serikat yang beredar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, diproduksi oleh perusahaan-perusahaan film ternama bentukan Yahudi-AS. VCD Independence Day, misalnya, diproduksi 20th Century Fox; VCD Deep Blue Sea diproduksi Warner Bros Pictures dari Time Warner Entertainment Company. VCD Gladiator ikut dihasilkan oleh Universal Studios. VCD Close Encounters of the Third Kind dibuat Columbia Pictures. Kelima perusahaan produksi film terkenal ini didirikan oleh pengusaha-pengusaha Yahudi Diaspora dari Amerika Serikat.

Mereka memilih Hollywood sebagai tempat film-filmnya diproduksi dan diedarkan secara komersial ke seluruh dunia. Industri film yang mereka dirikan memesona berbagai generasi penonton di seluruh dunia.

Untuk memudahkan para penggemar film-film buatannya, para pengusaha itu mendirikan gedung-gedung bioskop. Gedung bioskop dengan harga menonton yang murah di AS disebut nickelodeon.

Berkat jasa mereka, industri film menjadi usaha global pertama AS. Bahkan sampai sekarang, film-film AS tetap merupakan suatu ekspor utama yang sangat menguntungkan dalam perdagangan dunia.

Siapakah tokoh-tokoh perfilman AS berdarah Yahudi itu? Mereka mencakup Adolph Zukor, pemimpin perusahaan film Paramount Pictures; Samuel Goldwyn, pendiri perusahaan film Metro-Goldwyn-Mayer disingkat M-G-M atau MGM; Marcus Loew, pengusaha industri film yang kemudian membeli dan menggabungkan tiga perusahaan film AS menjadi Metro-Goldwyn-Mayer dan memimpinnya; Harry Cohn, pendiri Columbia Pictures; Barney Balaban yang membentuk gedung-gedung bioskop modern dan menjadi presiden-direktur Paramount Pictures; William Fox yang membentuk Perusahaan Film Fox yang berkembang menjadi 20th Century Fox; Marx Reinhardt yang memperkenalkan impresionisme ke dalam film dan sistem bintang; Carl Laemle, pengusaha industri film asal AS yang kemudian membentuk dan memimpin Universal Studios; Jack Warner, yang bersama ketiga kakak lelakinya mendirikan Warner Bros, kemudian bergabung dengan Time, Inc., perusahaan yang menerbitkan mingguan Time dan membentuk Time Warner, Inc., konglomerat hiburan/media berita terbesar sedunia; dan Steven Spielberg, dipandang salah seorang sutradara film paling cemerlang dari Hollywood, dengan dampak global.

Selebritas Berdarah Yahudi

Bintang-bintang film

Bintang-bintang film berdarah Yahudi sudah hadir seiring dengan sejarah industri film di AS. Al Jolson, seorang aktor Yahudi-AS, membintangi The Jazz Singer produksi studio film Warner Bros pimpinan Jack Warner. Ini film bersuara pertama yang berisi dialog dan musik; karena itu, suara Jolson adalah suara bintang film pertama yang didengar penonton. Bintang-bintang film lain yang berdarah Yahudi mencakup Harrison Ford, Paul Newman, Dustin Hoffman, Woody Allen, Mel Brooks, Lisa Bonet, Michael Douglas, Douglas Fairbanks, Tony Curtis, Gwyneth Paltrow, William Shatner, Sarah Jessica Parker, David Buchovny, Ben Stiller, Ben Kingsley, Billy Crystal, Jane Seynour, dan Richard Dreyfus.

Instrumentalis atau anggota ben

Penggemar alunan musik yang indah dari saksofon tiupan Kenny G. asal Amerika Serikat barangkali tidak menyangka bahwa instrumentalis tenar ini seorang lelaki Yahudi-AS. Musik yang dimainkannya secara instrumental dijual juga di Indonesia.

Instrumentalis tenar lain dan berdarah Yahudi-AS adalah Benny Goodman (1909-1986). Secara tidak resmi, dia dijuluki “Raja Swing”. Dalam suatu pertunjukan di Teater Paramount New York 10 Maret 1937, gedung yang dijejali penonton itu riuh oleh sambutan yang hebat terhadap suatu lagu yang dimainkan Goodman bersama bennya. Selama pertunjukan itu, banyak penonton berdansa jitterburg – pendahulu musik dan dansa populer swing – di gang-gang di antara tempat duduk teater itu.

Lebih dari dua puluh tahun kemudian, Benny Goodman mendapat penghargaan khusus di Uni Soviet. Kunjungannya adalah juga suatu misi resmi pemerintah Amerika Serikat. Dia dan bennya mengadakan 32 konser ben yang dihadiri lebih dari 18.000 penonton Uni Soviet, termasuk Perdana Menteri Nikita Krushchev. Keindahan nada-nada yang mengalun dari klarinet yang dimainkan secara memukau oleh Benny Goodman mengakibatkan dia dijuluki “seorang penyair yang sejati dari klarinet” oleh Sovietskaya Kultura, suatu koran tentang kebudayaan terbitan Uni Soviet.

Kenny G. dan Benny Goodman adalah dua dari sekian instrumentalis atau anggota ben tenar lain berdarah Yahudi. Ada Mel Tormé, sang “Raja Penyanyi”, seorang pemain drum jazz yang hebat dan pemain piano yang baik. Instrumentalis musik klasik dan modern berdarah Yahudi lainnya mencakup Jacques Offenbach, Gustav Mahler, Arnold Schoenberg, Alban Berg, Serge Prokofiev, Aaron Copland, Jascha Heifetz, David Oistrakh, Yehudi Menuhin, Isaac Stern, Arthur Rubinstein, Vladimir Horowitz, Rudolf Serkin yang dijuluki “Penyair Keyboard”, George Gershwin, dan Ira Gershwin.

Pencipta musik populer standar dan musik pop

Ketika orang mendengar White Christmas dilantunkan di akhir tahun, orang tahu bahwa suasana Natal sudah hadir. Lagu Natal sekuler ini diciptakan Irving Berlin, seorang komponis musik pop Yahudi kelahiran Rusia, kemudian menetap di AS. Lagu yang dinyanyikan pertama kali di Hollywood, AS, tahun 1942 ini masih terdengar setiap perayaan Natal dan barangkali akan terdengar lagi Natal tahun berikutnya. Irving Berlin yang wafat pada usia 101 tahun dan sudah menciptakan sekitar seribu lagu mengatakan White Christmas adalah karyanya yang terbaik.

Pencipta lagu populer standar lain dan berdarah Yahudi mencakup Oscar Hammerstein II dan Jerome Kern. Bersama Richard Rodgers, Oscar Hammerstein II terkenal ke seluruh dunia karena salah satu karya musikalnya, The Sound of Music. Musikal ini lalu diangkat ke layar perak yang ditonton secara internasional, termasuk di Indonesia, dan memperkenalkan lagu-lagunya yang terkenal seperti Edelweiss dan Doh-Ray-Me. Kalau ada di antara Anda yang pernah mendengar dan menyukai lagu Smoke Gets in Your Eyes, Anda barangkali tidak menyangka penciptanya, Jerome Kern, adalah seorang Yahudi, bersama penulis lirik lagu ini: Otto Harbach. Lagu yang populer pertama kali tahun 1933 masih bisa Anda dengar melalui CD atau VCD dan ruang-ruang karaoke masa kini di Indonesia.

Konduktor-konduktor kelas dunia

Dalam masa Orde Baru, Zubin Mehta yang menjadi dirigen suatu penampilan orkestra di Jakarta mendapat sambutan positif dari pers dan beberapa orang musikus Indonesia. Mehta adalah salah seorang kondukter tenar berdarah Yahudi. Konduktor-konduktor kelas dunia lain dan berdarah Yahudi juga mencakup Leonard Bernstein, Serge Kouzevitsky, Bruno Walter, dan Otto Klemperer.

Olahragawan Yahudi tenar

Pertandingan renang dalam Olimpiade di kota Munich, Jerman, tahun 1972 digemparkan oleh kemenangan spektakuler seorang perenang dari Amerika Serikat. Dia menyabet tujuh medali emas untuk tujuh cabang renang – suatu rekor fantastik! Dialah Marc Spitz, seorang perenang Yahudi-AS. Olahragawan berdarah Yahudi tenar lain dengan prestasi individual mencakup Boris Becker dan Pete Sampras, kedua-duanya pemain tenis kelas dunia; Benny Leonard, seorang petinju kelas berat dari AS; Bill Goldberg, seorang pegulat kelas berat juga dari AS; dan Helene Mayer, seorang atlet olahraga anggar.

Pesulap-pesulap tenar

Sudah lebih dari sekali David Copperfield, pesulap tenar asal Amerika Serikat itu, mengadakan pertunjukan-pertunjukan yang memukau ribuan penonton di Jakarta. Kemahirannya menyihir mata penonton – termasuk, kemampuannya melenyapkan sebuah pesawat terbang untuk kemudian memunculkannya kembali – ditayangklan berkali-kali di layar televisi. David Copperfield berdarah Yahudi-AS. Pesulap-pesulap tenar berdarah Yahudi lain adalah Harry Houdini, David Blaine, dan Uri Geller (dari Israel) yang mampu membengkokkan sebuah sendok dengan tatapan matanya yang memancarkan kekuatan pemusatan pikirannya.

Pelawak tenar

Beberapa bulan yang lalu, saya secara kebetulan menonton di televisi hiburan HBO suatu film komedi yang dibintangi Sacha Baron-Cohen. Tokoh utama dalam film lucu ini yang diperankan Baron-Cohen mengaku berasal dari Kazakhstan, suatu negara pecahan dari Uni Soviet yang kehidupan rakyatnya dalam film ini diasosiasikan dengan keterbelakangan. Dengan mengandalkan adat-istiadat dari Kazakhan dan buta tentang adat-istiadat yang berbeda yang dialaminya di Amerika Serikat, tokoh yang diperankan Sacha Baron-Cohen mencoba membina pergaulan dengan berbagai orang di AS. Kekonyolan-kekonyolan yang menggelikan dan menjengkelkan orang AS karena melawan tata krama mereka terjadi berkali-kali.

Misalnya, sebelum dia minta ikut lomba rodeo, dia membuka pertandingan itu dengan suatu kata sambutan tentang pentingnya memberantas teorisme dan mendapat tepukan tangan penonton dan peserta rodeo AS. Lalu, dia melanjutkan pidatonya dengan menyanyikan lagu kebangsaan AS. Tapi dia menyanyikan lagu kebangsaan AS dengan memakai lirik lagu kebangsaan Kazakhstan yang diterjemahkan sekenanya ke dalam bahasa Inggris karena dia sendiri belum fasih berbahasa Inggris. Segera penonton dan peserta rodeo asal AS mengejeknya dengan suara “buuuuh” berkali-kali tapi penyanyinya tetap menyanyikan dengan sungguh-sungguh lagu kebangsaan gado-gado AS-Kazakhstan ini sampai selesai. Di akhir film, dia kembali berada di antara rakyat sederhana di Kazakhstan dengan pemahaman yang baru tentang peradaban di AS. Sacha Baron-Cohen adalah seorang pelawak berdarah Yahudi. Kemunculannya sebagai seorang pelawak yang populer sudah dimuat dalam mingguan Time.

Pelawak-pelawak berdarah Yahudi lainnya mencakup Jerry Seinfeld. Bersama konco-konconya, dia masih tampil dalam suatu serial komedi di Star World, suatu siaran televisi luar negeri. Ada juga Jerry Lewis, seorang pelawak hitam asal AS yang kemudian menjadi penganut Yudaisme, agama orang Yahudi, dan Sam Levinson.

Berbagai Dampak Lainnya

Adakah dampak lain dari orang Yahudi Diaspora? Masih banyak. Beberapa di antaranya akan dilanjutkan dalam tulisan mendatang.

Belajar dari Yahudi Diaspora: Pengantar

Humoris besar Amerika Serikat berdarah Yahudi, Sam Levinson, menelanjangi kebodohan mereka yang anti-Semitik atau anti-Yahudi ketika dia melontarkan pernyataan-pernyataannya yang tajam dan benar kepada musuh-musuh Yahudi. "[Amerika Serikat adalah] suatu dunia yang bebas; Anda tidak perlu menyukai orang Yahudi tapi kalau Anda tidak menyukai mereka, saran saya adalah boikotlah beberapa produk orang Yahudi seperti tes Wasserman, digitalis yang ditemukan Dr. Nuslin, insulin yang ditemukan Dr. Minofsky, hidrat kloral yang ditemukan Dr. Litfreich, pil polio yang ditemukan Dr. Funk, streptomisin yang ditemukan Dr. Waksman, pil polio yang ditemukan Dr. Sabin dan vaksin polio [yang ditemukan] Dr. Salk.

"Silahkan, boikotlah. Konsistensi kemanusiaan mengharuskan bahwa bangsaku mempersembahkan semua karunia ini bagi semua bangsa di dunia. Konsistensi fanatik mengharuskan bahwa semua orang fanatik menerima sifilis, diabetes, penyakit sawan, kekurangan gizi, difteria, kelumpuhan bayi, dan tuberkulosis sebagai suatu masalah mendasar. Anda ingin menjadi orang gila? Jadilah orang gila! Tapi saya mau katakan padamu, Anda tidak akan merasa baik-baik sekali!"

Seandainya Levinson memperpanjang kebajikan-kebajikan orang Yahudi bagi dunia, kaum anti-Semitik yang paling fanatik sekalipun bisa "dipaksa" untuk menyadari mereka tidak mungkin hidup tanpa karunia-karunia orang Yahudi Diaspora kepada dunia. Misalnya, tanpa pemikiran Albert Einsten dan ilmuwan-ilmuwan Yahudi-AS lainnya yang berperan besar dalam mengembangkan bom atom pertama di dunia di Amerika Serikat dalam PD II, bekas Uni Soviet, RRC, India, Pakistan, dan - boleh jadi - Iran tidak mungkin mengembangkan bom atom kemudian hari demi meningkatkan kekuatan militernya. Dan tanpa menerima wahyu ilahi tentang Allah Yang Esa melalui Alkitab dan tanpa kelahiran Yesus Kristus melalui keturunan mereka, orang Yahudi tidak akan mewariskan ajaran-ajaran religius yang monoteistik, agung, dan universal dengan dampak global melalui orang Kristen sebagai "Israel baru". Entah Kristen entah tidak, musuh-musuh Yahudi yang menyadari sumbangan nyata orang Yahudi kepada peradaban dunia bisa dibuat malu oleh ulahnya.

Sejarah Penderitaan Yahudi Diaspora

Sepanjang sejarah keberadaan mereka, orang Yahudi Diaspora berkali-kali mengalami kebencian dan ketakutan terhadap mereka dan menjadi korban ketamakan akan kekuasaan oleh berbagai pihak. Itu semua diungkapkan musuh-musuh Yahudi melalui perbudakan, pengusiran, penganiayaan, pembunuhan, dan genosida.

Selama 400 tahun, mereka diperbudak dan dianiaya bangsa Mesir kuno yang tidak lagi mengenal Yusuf. Penguasa baru Mesir kuno menunjukkan rasa takut dan rasa benci pada pertambahan populasi umat Israel - secara longgar, disebut juga sebagai orang Yahudi. Pertambahan penduduk umat Israel dikuatirkan akan menurunkan jumlah populasi Mesir kuno dan menjadi ancaman terhadap stabilitas kerajaan kuno itu. Agar ancaman ini dicegah, setiap anak lelaki Iberani atau Israel harus dibunuh.

Tapi Yahweh bertindak tepat pada waktunya. Melalui Musa dan Harun, Dia membebaskan umat-Nya sesudah mereka menderita di Mesir selama empat abad. Keluarnya mereka dari Mesir diperkirakan terjadi tahun 1250 s.M.

Mereka ditawan dan diasingkan oleh Asiria kuno dan Babilonia kuno. Sebagian penderitaan ini adalah hukuman Allah pada mereka karena dosa-dosanya dan sebagian lagi karena kebencian pihak penakluk pada mereka dan ketamakan akan kekuasaan dari para penguasa non-Yahudi itu.

Mereka hampir saja mengalami genosida seandainya Ratu Ester, srikandi berdarah Yahudi Diaspora di kerajaan Media-Persia kuno, tidak ikut berperan bersama Mordekhai, paman atau ayah angkatnya, untuk menyelamatkan umat Israel di pengasingannya. Peranan mereka berdua yang didukung secara sah oleh sang raja Media-Persia memampukan orang-orang Yahudi membunuh Haman, sang Hitler zaman itu, bersama sepuluh anaknya dan sekitar 80.000 pengikut Haman di seluruh kerajaan Media-Persia yang luasnya dari India sampai dengan Etiopia!

Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler melakukan genosida terhadap sekitar 5-6 juta orang Yahudi Eropa atau sekitar sepertiga populasi total Yahudi Diaspora selama PD II. Genosida ini didorong oleh kebencian Hitler dan Nazi kepada mereka dan oleh ideologi gila tentang keunggulan rasial dari kaum Arya impian Hitler atas bangsa-bangsa non-Arya, termasuk orang-orang Yahudi Diaspora.

Sampai sekarang pun, mereka masih mengalami kebencian dari berbagai bangsa atau kelompok masyarakat di dunia. Presiden Iran masa kini, Ahmanidejad, mengancam akan menghapus Israel dari peta dunia karena masalah Palestina yang belum beres. Kelompok-kelompok religius atau ideologis radikal tertentu di manca negara masih mengungkapkan sikap anti-Yahudi terhadap mereka.

Selama lebih dari 3.000 tahun sejarahnya, orang Yahudi - termasuk Yahudi Diaspora- sering tidak menikmati cintakasih, kebebasan, dan damai sejahtera di antara bangsa-bangsa lain ketika mereka tinggal bersama bangsa-bangsa itu. Mereka berkali-kali dianiaya, dikambinghitamkan, dibunuh, dan diusir dari satu kawasan atau negara ke kawasan atau negara lain. Tanpa tanah air sendiri, mereka berkali-kali mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Tidak heran mereka dijuluki "wandering Jews", orang-orang Yahudi yang mengembara.

Paradoks

Entah tergolong fanatik entah tidak, mereka yang anti-Semitik barangkali tidak menyadari kebenaran kata-kata Sam Levinson. Itu bisa kita amati dari perilakunya. Sementara menghujat bangsa Israel di Timur Tengah atau orang Yahudi di bagian lain dunia, mereka - sadar atau tidak - memakai atau menikmati produk-produk Yahudi Diaspora.

Pengunjung supermarket yang anti-Yahudi berbelanja sambil mendorong belanjaannya dalam kereta belanja. Puterinya yang gemar busana dan kosmetik impor terkenal membeli baju rancangan Calvin Klein atau Ralph Lauren dan kosmetik produksi Lauren.

Di luar, terjadi huru-hara. Ada ratusan orang yang unjuk rasa menentang Israel dan orang Yahudi di mana saja. Sambil memakai jins Levi atau jins lain yang diilhami jins Levi, kaum demonstran membakar bendera Israel dan Amerika Serikat, sekutunya. Sementara menyaksikan pembakaran bendera-bendera itu, wartawan-wartawan yang juga anti-Yahudi memakai jins sambil memotret adegan itu entah dengan film-film berwarna atau dengan kamera Polaroid.

Para pendukung yang tidak sempat ikut demonstrasi, menonton laporan itu melalui Internet pada komputer Dell yang memakai mikroprosesor dari Intel. Atau mereka menontonnya pada televisi. Ketika siaran itu selesai, mereka terburu-buru pindah ke saluran televisi luar negeri untuk menikmati film-film HBO favoritnya yang disutradarai Steven Spielberg atau film-film favorit lain pada Asian Star Television atau film-film yang diproduksi MGM, Columbia Pictures, Universal Studios, Paramount Pictures, 20th Century Fox, atau Warner Brothers Pictures.

Yang lain yang senang menyanyi mencari hiburan ke ruang karaoke komersial. Mereka membawakan lagu-lagu ciptaan atau yang dinyanyikan Billy Joel, Elvis Presley, Barry Manilow, Barbra Streisand, Neil Diamond, Paul Simon, dan Art Garfunkel.

Sebagian lagi yang anti-Yahudi tapi berpandangan modern pergi menikmati dansa di diskotek. Diskotek itu memakai sinar laser untuk menciptakan efek warna-warni yang mengesankan. Ratusan orang, entah anti-Yahudi entah tidak, menikmati malam itu.

Tiba-tiba, diskotek itu diledakkan kaum teroris anti-Zionis Israel dan anti-Amerika, pendukung utama Israel. Puluhan pengunjung tewas seketika, ratusan terluka parah.

Mereka yang terluka parah buru-buru di antar ke PMI, dari yang terdekat sampai dengan yang terjauh. PMI yang kekurangan donor darah segera mendapat tanggapan ratusan pengunjung lain yang secara sukarela menyumbang darahnya untuk sebagian korban yang masih hidup. Tapi ada sukarelawan yang golongan darahnya belum diketahui. Karena itu, golongan darah mereka harus diketahui dulu sebelum mereka boleh menyumbangkan darahnya.

Semua pihak yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa imajiner tadi, entah mereka sadari entah tidak, memakai atau menikmati produk-produk Yahudi Diaspora! Ini baru sebagian dari produk-produk mereka yang sudah dipakai secara luas di dunia. Produk-produk itu mereka hasilkan melalui penerapan teori atau hukum ilmiah dan teknologi, termasuk teknologi canggih.

Kita mengamati paradoks dari kebencian musuh-musuh Yahudi terhadap orang-orang Yahudi di satu pihak dan penerimaan hasil akal budi Yahudi dalam kehidupan sehari-hari mereka di pihak lain. Entah kita membenci orang Yahudi entah tidak, kita sulit mengelak dari pengaruh signifikannya. Pengaruh hebat itu ada dalam setiap bidang kemajuan kita. Betapa besarnya dampak dari hasil akal budi orang Yahudi Diaspora bagi kehidupan kita!

Kelompok Kecil Tapi Berpengaruh Besar

Pengaruh besar mereka mencengangkan. Mereka berasal dari suatu kelompok budaya yang kecil sekali jika dibanding dengan bangsa-bangsa besar lain di dunia, semisal bangsa RRC, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Rusia. Dibanding RRC dengan sekitar 1.3 miliar penduduk dan India dengan sekitar 1.4 miliar penduduk, misalnya, mereka berjumlah sekitar 15 juta orang di seluruh dunia, kurang dari seperempat dari satu persen penduduk dunia sebesar sekitar 6 miliar orang. Tidak semua orang Yahudi Diaspora penganut Yudaisme; karena itu, jumlah penganut agama Yahudi ini tentu lebih kecil. Israel masa kini yang dihuni sekitar 6 juta orang Yahudi, sebagian besar adalah Yahudi Diaspora yang kembali ke tanah leluhurnya, adalah suatu negara kecil. Namun, orang Yahudi Diaspora menyumbang secara menonjol pada kemajuan dunia.

Misalnya, dari merekalah orang Kristen belajar tentang Allah dan wahyu-Nya dalam Alkitab Perjanjian Lama. Dalam Alkitab Perjanjian Baru, orang Kristen belajar juga tentang Yesus Kristus, para murid dan rasul-Nya - hampir semuanya orang Yahudi zaman Roma kuno - yang menyebarkan agama Kristen ke jajahan Roma kuno pada abad pertama Masehi. Berkat pengorbanan mereka, Gereja Kristen sekarang berada di berbagai belahan dunia, dengan sekitar 2 miliar penganut atau sekitar sepertiga penduduk dunia masa kini. Ini mengakibatkan agama Kristen menjadi agama dengan penganut paling banyak di dunia. Penyebaran agama Kristen ke seluruh dunia ikut menyebarkan juga banyak berkat bagi bangsa-bangsa lain.

Sejarah Diaspora

Baik orang-orang Yahudi yang beremigrasi ke Israel maupun orang-orang Yahudi Diaspora lainnya punya sejarah penyerakan yang panjang ke seluruh penjuru dunia. Lebih dari 2.700 tahun yang lalu, kerajaan Asiria kuno menaklukkan Samaria (tahun 722 s.M.), ibu kota Israel kuno, dan mengusir 27.000 penduduknya; sekitar 2.600 tahun yang lalu, kerajaan Babilonia kuno menawan dan mengasingkan penduduk kerajaan Yehuda di selatan Israel kuno dari tanah leluhurnya (pada tahun 597 dan 586 s.M.). Sebagian kecil dari mereka di Babilonia kuno - kemudian dikuasai kerajaan Media-Persia - kemudian diizinkan kembali ke Israel kuno, tapi sebagian besar hilang identitasnya, tetap tinggal di Babilonia kuno atau merantau ke Timur sejauh China, Jepang, dan bahkan ke suatu kawasan di Sumatera sebagai penginjil. Pada masa kekaisaran Roma kuno, jumlah total orang Yahudi di dalam dan di luar kekaisaran itu antara 7 dan 8 juta orang; sekitar 75 persen dari mereka tinggal di luar kekaisaran itu, termasuk di Babilonia kuno dan Mesir kuno. Ketika Kaisar Roma kuno, Vespasian, dan puteranya, Titus, menghancurkan Yerusalem pada tahun 66 Masehi dan 72 Masehi, orang-orang Yahudi di kota itu ditawan dan diserak-serakkan dengan paksa ke berbagai penjuru kekaisaran itu.

Masa penyerakan atau penyebaran orang-orang Yahudi zaman kuno itu dikenal dengan istilah Diaspora dan Galut. Diaspora mengacu pada penyerakan mereka oleh Asiria kuno, Babilonia kuno, dan kemudian oleh berbagai bangsa lain di Eropa, Afrika Utara, dan Asia keempat benua: Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Galut mengacu pada penyerakan mereka secara paksa oleh Roma kuno zaman Vespasian dan Titus.

Akan tetapi, dalam sejarah perantauan orang Yahudi, Diasporalah yang lebih dikenal. Orang-orang Yahudi perantauan lalu dikenal sebagai Yahudi Diaspora.

Tiga penggolongan utama

Karena pengaruh sejarah Diaspora, kita mengenal masa kini tiga penggolongan utama orang Yahudi sedunia. Pertama, orang-orang Yahudi Ashkenazi; kedua, orang-orang Yahudi Sefardik; dan, ketiga, orang-orang Yahudi Mirzahi.

Kata Ashkenazi mengacu pada Ashkenaz. Ini suatu istilah alkitabiah yang bisa ditemukan dalam Kitab Kejadian 10:3, 1 Tawarikh 1:6, dan Yeremiah 51:27. Nama ini menunjukkan kawasan yang dihuni orang-orang Yahudi Eropa bagian baratlaut - kawasan Perancis bagian utara dan kawasan-kawasan Jerman - sejak Abad Pertengahan di Eropa (antara abad ke-5 dan ke-15 Masehi).

Masa kini, istilah Ashkenazi punya arti yang lebih kaya. Ia mengacu pada semua warisan budaya, sosial, dan religius Yahudi yang berasal dari kawasan Eropa bagian baratlaut dan kemudian tersebar ke Polandia, Lithuania, dan Eropa bagian Timur. Orang Yahudi Ashkenazi yang tinggal di kawasan Uni Soviet yang lain atau yang beremigrasi dari sini ke Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru jelas tergolong pada Yahudi Ashkenazi. Sekitar 95 persen orang Yahudi AS adalah Ashkenazi.

Yahudi Sefardik adalah golongan Yahudi yang tinggal di Spanyol atau Portugal sebelum mereka diusir dari sana tahun 1492. Keturunan mereka disebut Yahudi Sefardik. Nama ini berasal dari kata Sefardim, suatu kata yang ada juga dalam Alkitab, yaitu, Obaja 1:20.

Golongan Yahudi Mirzahi dan keturunannya berasal dari Afrika dan Asia. Kelompok etnik yang disebut Kaum Falasha di Etopia adalah keturunan Yahudi hitam. Mereka dipercaya adalah keturunan Ratu Syeba dari Etiopia kuno dari hasil perkawinannya dengan Salomo, salah seorang raja Israel kuno. Sebagian besar sudah dipindahkan ke Israel dan menjadi warga negara di sana. Sudah ditemukan juga, terutama dalam abad ke-20, keturunan-keturunan Yahudi Diaspora lain di Asia Timur, seperti di India, China, dan Jepang. Ada di antara keturunan ini yang pindah tinggal di Israel.

Di manakah kita bisa bertemu dengan ketiga golongan Yahudi Diaspora ini? Tempat yang paling gampang untuk bertemu dengan mereka adalah Israel masa kini. Selain itu, orang-orang Yahudi dari ketiga golongan itu bisa kita jumpai di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Eropa bagian Barat dan Timur, Rusia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan, India, China, Jepang, dan berbagai kawasan lain di Asia Timur.

Lebih dari sekadar penyerakan

Diaspora sebenarnya lebih dari sekadar penyerakan. Max I. Dimont, seorang penulis terkenal tentang orang-orang Yahudi, menjelaskan: "Diaspora adalah suatu cara hidup dan sekaligus suatu konsep intelektual, suatu kondisi berada dan suatu keadaan akal budi."

Diaspora sesungguhnya bagi orang Yahudi mulai dengan penaklukan Babilonia kuno oleh kerajaan Media-Persia kuno (538 s.M.). Ketika penguasa Media-Persia mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke tanah leluhurnya, kebanyakan tidak kembali kekampung halamannya tapi memilih untuk tetap tinggal di tempat mereka berada. Pengasingan orang-orang Yahudi di Babilonia kuno sebelum kemenangan Media-Persia bersifat tidak sukarela karena dipertahankan dengan kekuatan oleh Babilonia kuno. Akan tetapi, tinggalnya mereka di Babilonia sesudah pembebasan oleh Media-Persia bersifat sukarela. Jadi, sebelum menikmati kebebasan itu, orang-orang Yahudi di Babilonia kuno adalah orang-orang "asing", tapi sesudah pembebasan, mereka kemudian hidup dalam Diaspora.

Ada perbedaan mendasar yang lain antara konsep "pengasingan" dan "Diaspora". Bangsa-bangsa lain yang diasingkan tidak menghasilkan kebudayaan; mereka berangsur-angsur punah melalui asimilasi atau mengalami kemacetan dalam perkembangannya dan mundur menjadi bangsa pengembara. Orang-orang Yahudi adalah kekecualian. Diasporanya menghasilkan kebudayaan-kebudayaan Yahudi yang baru. Inti dalam setiap kebudayaan Diaspora tetap khas Yahudi; akan tetapi, setiap kebudayaan itu mengambil ciri-ciri dominan dari peradaban tumpangannya. Apa pun juga wadah setiap kebudayaan Diaspora, kebudayaan itu - entah dalam peradaban Yunani kuno, Arab, Eropa modern atau entah Amerika Serikat - selalu tentang Yehovah dan monoteisme.

Ketika suatu peradaban menjadi filsafati, seperti peradaban Yunani kuno, orang-orang Yahudi Diaspora menjadi filsuf-filsuf. Ketika peradaban Arab Islam didominasi para penyair dan matematikawan, orang-orang Yahudi dalam peradaban itu menjadi penyair dan matematikawan. Ketika peradaban menjadi ilmiah dan abstrak, seperti peradaban Eropa modern, orang-orang Yahudi Diaspora di Eropa modern menjadi ilmuwan dan ahli-ahli teori. Ketika peradaban Amerika Serikat menjadi pragmatis dan kekotaan, orang-orang Yahudi Diaspora dalam peradaban itu menjadi pragmatis dan kekotaan.

Ada waktunya mereka tidak mengambil ciri-ciri dominan dari peradaban tumpangannya. "Hanya ketika suatu kebudayaan atau peradaban melawan monoteisme sebagai etika mendasar dari orang-orang Yahudi barulah mereka tidak mampu beradaptasi atau diadaptasi ke dalam kebudayaan atau peradaban itu," Dimont menyatakan.

Dengan mempertimbangkan dua kecenderungan orang-orang Yahudi Diaspora tadi demi ketahanan hidup mereka, Max I. Dimont datang pada suatu kesimpulan. "Orang-orang Yahudi menjadi bagian dari, namun berbeda dengan, peradaban yang di dalamnya mereka hidup."

Di dalam pelbagai peradaban itulah orang-orang Yahudi Diaspora memberi dampaknya dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dampak itu bersifat lokal dan regional, nasional dan internasional, kontinental dan global.

Mewujudkan Impian Zionisme

Gerakan Zionisme akhir abad ke-19 bertujuan untuk mendirikan Negara Israel di Timur Tengah. Sebagai akibatnya, orang-orang Yahudi Diaspora berdatangan secara bergelombang ke Palestina dan mendirikan Negara Israel tahun 1948. Sejak itu, makin banyak dari mereka berdatangan dari berbagai penjuru dunia, termasuk sekitar satu juta imigran dari Rusia dan bekas Uni Soviet.

Sebelum mereka datang ke Palestina di akhir abad ke-19, siapakah yang mendiami Palestina? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mundur ke zaman orang-orang Israel di Samaria kuno dan orang-orang kerajaan Yehuda di Israel kuno bagian selatan diasingkan sekitar 2600 dan 2700 tahun yang lalu.

Sesudah Salomo (raja ketiga kerajaan Israel kuno antara sekitar tahun 962 dan 922 s.M.) wafat, kerajaan Israel yang bersatu selama sekitar 120 tahun sejak Saul menjadi rajanya yang pertama pecah menjadi dua bagian. Sepuluh suku yang lebih tua memisahkan diri dan mendirikan kerajaan Israel dibagian utara dengan Samaria sebagai ibu kotanya. Dua suku bungsu membentuk kerajaan Yehuda di bagian selatan dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Pokok perpecahan? Penolakan kesepuluh suku di utara terhadap usul kenaikan pajak yang dikenakan Rehabeam, putera Salomo yang menggantikan ayahnya sebagai raja baru Israel (sekitar 926-910 s.M.). Rehabeam tidak menggubris suara rakyatnya dari utara dan malah menaikkan tarif pajak untuk mereka. Perselisihan antara selatan dan utara karena masalah tarif pajak tidak terpecahkan. Akhirnya, kesepuluh suku di utara memisahkan diri tahun 924 s.M. dan mendirikan kerajaan Israel dengan Yerobeam (922-901 s.M.) sebagai rajanya yang pertama.

Sekitar 200 tahun kemudian, 27.000 penduduk Samaria di utara diasingkan oleh bangsa Asiria kuno. Penguasa Asiria lalu mendatangkan bermacam-macam orang asing sebagai transmigran yang tinggal di Samaria sambil mempraktekkan agamanya sendiri. Agama-agama itu kemudian dicampuradukkan dengan penyembahan kepada Yahweh. Sekitar 340 tahun sesudah perpecahan kerajaan Israel, kedua suku di selatan yang membentuk kerajaan Yehuda diasingkan ke Babilonia kuno. Meskipun demikian, para penakluk dari Asiria dan Babilonia kuno meninggalkan sebagian orang Israel di tanah airnya. Ketika kerajaan Persia kuno yang menaklukkan Babilonia kuno mengizinkan mereka dari bekas kerajaan Yahuda kembali ke tanah leluhurnya, hanya sebagian saja yang pulang.

Pada masa kekuasaan kekaisaran Roma kuno (antara sekitar 753 s.M. dan 476 M), orang-orang Yahudi di Palestina mengadakan pemberontakan terhadap penjajahnya antara tahun 66 dan 135 Masehi. Sebagai akibatnya, kekaisaran itu mengasingkan mereka dari Yerusalem dan Yudea, nama zaman Perjanjian Baru untuk Yehuda atau Palestina. Meskipun demikian, ada sekelompok kecil orang Yahudi yang tinggal di Palestina. Tapi menjelang abad ke-6 Masehi, orang-orang Yahudi menjadi golongan minoritas di Palestina.

Ketika Palestina ditaklukkan bangsa Arab, jumlah orang-orang Yahudi makin merosot. Pada abad ke-11 Masehi, terjadi rangkaian Perang Salib di Palestina. Hanya beberapa ribu orang Yahudi yang tinggal di sana. Sebagian besar hidup dalam Diaspora di luar tanah leluhurnya.

Mempertimbangkan penderitaan selama berabad-abad dari orang Yahudi di perantauannya, timbullah kerinduan untuk kembali ke tanah leluhurnya di Timur Tengah. Ada kerinduan untuk mendirikan suatu negara bagi orang Yahudi agar mereka dapat hidup tenteram dan bisa memiliki kemerdekaan dan kedaulatan untuk mengurus dirinya sendiri. Ini suatu impian, suatu cita-cita, politik dan budaya.

Timbullah Zionisme, suatu gerakan politik dan budaya yang ingin mendirikan kembali negara kebangsaan Yahudi di Palestina. Lalu, Kongres Zionis Sedunia Pertama diadakan 1897. Kongres ini memainkan suatu peranan penting dalam mendirikan Negara Israel tahun 1948.

Sebagai akibat gerakan Zionisme tadi, orang-orang Yahudi Diaspora dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan ke Palestina. Pada tahun 1948, mereka berperan dalam mendirikan dan membela Negara Israel modern. Meskipun jutaan orang Yahudi Diaspora berimigrasi ke Israel, banyak di antaranya masih tinggal di luar Israel.

Jadi, sejak diasingkan oleh Asiria kuno dan Babilonia kuno, Tanah Israel - berubah-ubah nama dan kepemilikan selama lebih dari 2700 tahun - tetap dihuni sisa-sisa orang Israel. Jumlah mereka meningkat secara signifikan melalui imigrasi sesudah akhir abad ke-19, zaman kerinduan mereka untuk memiliki dan mengurus kembali tanah leluhurnya diperkuat oleh gerakan Zionisme dan penderitaan mereka, terutama selama PD II.

Ketahanan Hidupnya Luar Biasa

Sejarah hidup, perjuangan, dan ketahanan hidup orang-orang Yahudi bisa ditelusuri ke zaman Mesir kuno. Meskipun mereka mengalami penderitaan dan penganiayaan, diusir dari satu negara atau bangsa ke negara atau bangsa lain, dikucilkan dari pegaulan umum di negara tumpangannya, dimusuhi, dan terancam ketahanan hidupnya melalui genosida, mereka secara luar biasa bertahan hidup dan tetap memberi dampak globalnya!

Apa rahasia pengaruh hebat orang Yahudi Diaspora pada dunia? Bisakah kita mengetahui rahasia itu dan belajar dari mereka? Rangkaian tulisan tentang topik ini, Belajar dari Yahudi Diaspora, akan berusaha menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lain.