Empat dari tujuh ilmuwan yang tergolong pada tokoh-tokoh utama yang mengembangkan ilmu fisika kuantum berdarah Yahudi. Mereka mencakup Niels Bohr, Wolgang Pauli, Lise Meitner, dan Paul Erhenfest.
Dari keempat tokoh utama ini, Paul Erhenfest dan puteranya mengalami nasib yang tragis. Dia menembak mati dirinya sendiri dan puteranya di Amsterdam, Belanda, tahun 1933. Putera Erhenfest menderita sejenis penyakit bernama sindrom Down.
Selain mereka berempat, beberapa fisikawan Yahudi lain ikut mengembangkan ilmu fisika kuantum. Mereka mencakup Brian Greene, David Gross, Alan Guth, David Bohm, Frederick Reines, Julian Schwinger, Eugene Wigner, Georg Zweig, dan Murray Gell-Mann. Karena ilmuwan-ilmuwan Yahudi yang lain sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bab ini dibatasi pada Brian Greene, David Gross, Alan Guth, dan Julian Schwinger.
Niels Bohr
Niels Hendrik David Bohr lahir di Kopenhagen, Denmark, 7 Oktober 1885. Dia putera Christian Bohr, Profesor Fisiologi pada Universitas Kopenhagen, dan isterinya, Ellen nee Adler yang berasal dari suatu keluarga yang terpandang dalam bidang pendidikan.
Niels, karena itu, menjadi besar dalam suatu lingkungan keluarga yang sangat menunjang perkembangan kejeniusannya. Ayahnya sangat memengaruhi munculnya minat dia pada ilmu fisika di sekolah; ibunya memberi dia pengaruh dalam bidang pendidikan.
Niels tamatan Universitas Kopenhagen. Dia meraih gelar doktor dalam ilmu fisika pada usia 26 tahun (1911).
Dia seorang pengembang teori-teori ilmu fisika. Pemikirannya dipengaruhi implikasi teori kuantum Planck tentang radiasi.
Antara 1913-1914, Niels Bohr menjadi dosen Ilmu Fisika pada Universitas Kopenhagen. Antara 1914-1916, dia menjadi dosen pada Universitas Victoria di Manchester, Inggris. Pada tahun 1916, dia menjadi Profesor Ilmu Fisika Teoritis pada Universitas Kopenhagen. Sejak 1920 sampai dengan wafatnya pada tahun 1962, dia menjadi Kepala Lembaga Ilmu Fisika Teoritis yang didirikan baginya di universitas tersebut.
Niels Bohr seorang pemenang Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika pada tahun 1922. Ganjaran paling bergengsi ini adalah suatu tanda penghargaan internasional atas karyanya yang penting tentang susunan atom.
Kegiatan Bohr pada lembaga tadi makin diarahkan pada penelitian tentang berbagai segi inti atom. Dia juga menyumbang pada penjelasan tentang masalah yang ditemukan dalam ilmu fisika kuantum dengan mengembangkan secara khusus konsep komplementaritas.
Ketika Denmark diduduki Jerman Nazi dalam PD II, Bohr melarikan diri ke Swedia. Dia kemudian melewatkan dua tahun terakhir perang besar itu di Inggris dan Amerika Serikat. Di AS, dia terlibat dalam Proyek Energi Atom.
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Niels Bohr mengabdikan karyanya bagi penerapan ilmu fisika atom untuk tujuan-tujuan damai. Selain itu, dia mengabdikan karyanya untuk masalah-masalah politik yang timbul dari pengembangan senjata-senjata atom. Secara khusus, dia mendukung suatu pengembangan menuju keterbukaan di antara bangsa-bangsa. Dia mengajukan pandangannya dalam Open Letters to the United Nations, 9 Juni 1950.
Tidak itu saja pengabdian Bohr. Dia juga punya banyak jabatan di banyak negara dan kota. Dia adalah Presiden Direktur Akademi Sains Kerajaan Denmark, Panitia Kanker Denmark, dan Ketua Energi Atom Denmark. Selain itu, dia seorang anggota Perhimpunan Kerajaan (London), Lembaga Kerajaan, dan Akademi Sains di Amsterdam, Berlin, Bologne, Boston, Gottingen, Helsingfors, Budapest, Munchen, Oslo, Paris, Roma, Stockholm, Uppsala, Wina, Washington, Harlem, Moskow, Trondhjem, Halle, Dublin, Liege, dan Krakow.
Masih ada lagi penghormatan akademik baginya. Prof. Dr. Niels Bohr mendapat gelar doktor kehormatan (honoris causa) antara 1923 dan 1939 dari berbagai perguruan tinggi, universitas, dan lembaga: Cambridge, Liverpool, Manchester, Oxford, Kopenhagen, Edinburgh, Kiel, Providence, Kalifornia, Oslo, Birmingham, London, Atena, Lund, New York, Basel, Aarhus, Makalester (St. Paul), Minnesota, Roosevelt (Chicago, Illinois), Zagreb, Technion (Haifa), Kalkuta (India), Warsawa, Brussels, Harvard, Cambridge (di AS), dan Rockefeller (New York).
Profesor Bohr menikah 1912 dengan Margrethe Norlund. Pasangan ini punya enam putera, dua di antaranya meninggal dunia. Keempat puteranya punya karier yang menonjol. Dr. Aage Bohr, salah seorang puteranya, adalah seorang ahli ilmu fisika teoritis, seperti ayahnya. Mengiktui ayahnya juga, dia menjabat Direktur Lembaga Ilmu Fisika Teoritis di Denmark. Masih seperti ayahnya juga, dia seorang peraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika tahun 1975.
Wolfgang Pauli
Wolfgang Ernest Pauli (1900-1958) adalah seorang ahli ilmu fisika nuklir asal Austria. Dia lahir di Wina dari orang tua yang berdarah Yahudi. Dia terkenal dalam ilmu ini untuk kajiannya tentang teori spin dan penemuannya akan asas eksklusi.
Karena Austria dicaplok Jerman Nazi dalam PD II, Pauli pindah ke AS tahun 1940. Di negara barunya, dia menjadi Profesor Ilmu Fisika Teoritis pada Universitas Princeton.
Sesudah perang itu, Pauli menjadi warga negara AS. Kemudian, dia kembali ke Zurich, Swis, dan menetap di sana sampai dengan akhir hayatnya.
Tahun 1945, Wolfang Ernest Pauli meraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika untuk jasanya dalam mengembangkan asas eksklusi atau asas Pauli. Tahun 1958, dia dianugerahi medali Max Planck.
Lise Meitner
Lise Meitner (1878 –1968) adalah seorang fisikawan wanita kelahiran Austria. Dia kemudian pindah ke Swedia menjadi fisikawan di sana. Dia pakar radioaktivitas dan ilmu fisika nuklir.
Dia menjadi anggota tim yang menemukan pembelahan nuklir. Meskipun ini suatu prestasinya yang layak dihargai dengan Hadiah Nobel, dia tidak menerimanya. Yang menerimanya adalah Otto Hahn, rekan kerjanya, seorang Jerman.
Meitner sering disebut sebagai suatu contoh yang mencolok dari prestasi ilmiah yang diabaikan panitia Nobel. Pengabaian ini dipandang sebagai suatu contoh yang langka dari pendapat pribadi yang negatif yang tampaknya meniadakan suatu Hadiah Nobel yang seharusnya dia terima sebagai seorang ilmuwan.
Elise Meitner lahir sebagai anak ketiga dari suatu keluarga Yahudi di Wina 7 November 1878. Ayahnya, Philipp Meitner, salah seorang pengacara Yahudi pertama di Austria. Kemudian, Elise menyingkatkan namanya menjadi Lise untuk alasan yang tidak diketahui. Meitner adalah wanita kedua yang meraih suatu gelar doktor dalam ilmu fisika di Universitas Wina tahun 1905.
Karier ilmiah Lise Meitner dimulai ketika dia pergi ke Berlin, Jerman. Di sini, dia mula-mula mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan Max Planck. Sesudah satu tahun, dia menjadi asisten Planck. Selama tahun-tahun pertama, Lise bekerja sama dengan Otto Hahn, seorang ahli kimia asal Jerman; mereka berdua menemukan beberapa isotop baru. Tahun 1909, Meitner menyajikan dua makalah tentang radiasi-beta.
Tahun 1912, kelompok riset Hahn-Meitner pindah ke Lembaga Kaisar Wilhelm yang baru didirikan di Berlin-Dahlem, sebelah barat kota Berlin. Lise bekerja sebagai seorang "tamu", tanpa digaji pada departemen Hahn untuk Radiokimia. Nanti pada tahun 1913, ketika dia berusia 35 tahun, dia mendapat suatu posisi permanen pada lembaga itu.
Tahun 1917, Lise Meitner dan Otto Hahn menemukan isotop pertama yang berusia panjang dan berasal dari unsur protaktinium.Tahun itu juga, dia diberi seksi ilmu fisikanya sendiri pada Lembaga Kaisar Wilhelm untuk Ilmu Kimia. Enam tahun kemudian, dia menemukan penyebab emisi dari permukaan elektron-elektron, penyebab yang disebut efek Auger. "Auger" mengacu pada Pierre Victor Auger, seorang ilmuwan Perancis yang secara terpisah menemukan efek itu pada tahun 1925. Pada tahun 1930, Lise Meitner mengajar suatu seminar tentang ilmu fisika nuklir dan ilmu kimia bersama Leo Szilard.
Ketika Adolf Hitler memegang tampuk kekuasaan di Jerman tahun 1933, Lise Meitner dan ilmuwan-ilmuwan utama Yahudi lainnya dipecat atau dipaksa berhenti dari pekerjaannya. Mereka mencakup tiga keponakannya: Otto Frisch, Fritz Haber (peraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika 1918), dan Leo Szilard. Kebanyakan dari mereka beremigrasi, kecuali Meitner: dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Baru pada tahun 1938, dia melarikan diri ke Belanda karena keadaan politik tidak memberi jaminan bagi pekerjaannya.
Dari Belanda, dia pindah ke Swedia dan bekerja pada laboratorium Manne Siegbahn di Stockholm.Di sini, dia menjalin suatu hubungan kerja dengan Niels Bohr, yang secara teratur bepergian antara Kopenhagen dan Stockholm. Dia tetap surat-menyurat dengan Hahn dan ilmuwan-ilmuwan Jerman yang lain.
Lise Meitner dan Otto Frisch adalah ilmuwan pertama yang mengajukan suatu teori tentang cara inti suatu atom bisa dibelah untuk membentuk barium dan kripton. Pembelahan ini diikuti pelepasan beberapa neutron dan sejumlah besar energi. Selain itu, Meitner adalah fisikawan pertama yang menyadari bahwa persamaan matematik terkenal Einstein itu, e=mc2, menjelaskan sumber pelepasan yang dahsyat dari energi yang dilihat dalam rerasan atomik.
Karena kendala politik, Lise Meitner yang dalam pengasingan di Swedia tidak mungkin menerbitkan hasil penelitiannya bersama Hahn pada tahun 1939. Sebaga gantinya, Otto Hahn dan Fritz Strassman mengirimkan naskah makalah mereka ke suatu majalah ilmiah Jerman pada Desember 1938. Di dalam naskah itu, mereka melaporkan sudah menemukan unsur barium sesudah mereka membombardir uranium dengan neutron. Hasil percobaan itu mereka kirimkan juga dalam sepucuk surat kepada Meitner. Meitner dan keponakannya, Otto Robert Frisch, secara tepat menafsirkan hasil perobaan Hahn dan Strassman sebagai pembelahan nuklir. Frisch kemudian mengukuhkan hasil mereka melalui suatu eksperimen pada 13 Januari 1939.
Meitner menyadari kemungkinan timbulnya suatu reaksi berantai dengan potensi ledakan yang dahsyat. Laporan ini lalu punya akibat yang menggetarkan pada komunitas ilmiah. Ini berarti reaksi berantai itu bisa dipakai sebagai suatu senjata.
Tapi pengetahuan tentang reaksi berantai itu ada di tangan Jerman. Segera Leo Szilard, Edward Teller, dan Eugene Wigner - semuanya fisikawan Yahudi AS - mengambil tindakan yang cepat. Mereka membujuk Albert Einstein yang sudah terkenal itu - sudah tinggal di AS juga - untuk menulis sepucuk surat peringatan kepada Presiden AS selama sebagian masa PD II, Franklin D. Roosevelt. Surat Einstein - sudah dimuat dalam suatu bab sebelumnya - mengarah secara langsung pada pendirian Proyek Manhattan. Akan tetapi, Lise Meitner menolak bekerja di proyek itu karena itu akan mengarah pada pembuatan bom atom.
Einstein sendiri menunjukkan rasa hormat pada Lise Meitner. Dia menyebutnya, "Marie Curie kita".
Pada tahun 1944, Otto Hahn menerima Hadiah Nobel untuk Ilmu Kimia karena penemuannya akan pembelahan nuklir. Beberapa orang sejarahwan yang mencatat sejarah penemuan pembelahan nuklir percaya Lise Meitner seharusnya menerima hadiah bergengsi itu bersama Hahn. Pada tahun 1966, Hahn, Fritz Strassman, dan Lise Meitner bersama-sama menerima Hadiah Enrico Fermi. Di AS, dia dihormati sebagai "Tokoh Wanita Tahun Ini" oleh Klub Pers Wanita Nasional AS pada tahun 1946. Dia juga menerima Medali Max Planck dari Perhimpunan ilmu Fisika Jerman pada tahun 1949. Pada tahun 1997, dia dihormati juga dengan penyebutan unsur kimia 109 sebagai meitnerium.
Lise Meitner menjadi seorang warga negara Swedia tahun 1949. Tapi dia kemudian pindah ke Inggris tahun 1960 dan wafat di Cambridge pada tahun 1968, sebelum merayakan ulang tahunnya yang ke-90. Sesuai permohonannya, dia dimakamkan di desa Bramley di Hampshire, dekat dengan adik lelakinya yang meninggal dunia 1964.
Brian Greene
Brian Greene dipandang salah seorang fisikawan top di Amerika Serikat. Dia seorang pakar terkemuka dalam bidang teori adidawai (superstring theory), teori yang menyatakan bahwa semua materi dibuat dari ikalan-ikalan bergetar yang sangat kecil dari energi. Dia juga sangat terkenal ke seluruh dunia karena bukunya yang paling laku tahun 1999, The Elegant Universe. Ini suatu pengantar pada teori dawai untuk pembaca awam. Pada tahun 2004, Greene meluncurkan The Fabric of the Cosmos, suatu buku yang menjelajahi ruang dan waktu. Dia terkenal juga karena keahliannya dalam memperkenalkan sains dalam bahasa yang sederhana untuk pembaca awam dan mendorong mereka menghiraukan sains.
Brian Greene lahir di Kota New York 9 Februari 1963. Sejak kecil, dia menunjukkan bakatnya dalam matematika.
Ketika di SD, kepintarannya dalam matematika demikian maju sehingga membuat frustrasi guru matematikanya di kelas enam. Gurunya menyarankan kepadanya supaya dia mencari seorang guru pribadi pada Universitas Columbia yang berdekatan dengan sekolahnya. Neill Bellinson, seorang mahasiswa tingkat doktoral pada universitas itu, mengajarkan Brian setiap minggu sampai dia tamat SMU Stuyvesant tahun 1980. Sesudah tamat, dia kuliah pada Universitas Harvard di Cambridge, Massachussets, dan mengambil jurusan ilmu fisika.
Brian Greene tamat Harvard tahun 1984 dan menjadi seorang Sarjana Rhodes. Dalam kapasitas ini, dia pergi ke Inggris dan kuliah di Universitas Oxford.
Di universitas inilah rasa ingin tahu Greene tentang teori dawai (string theory) tergugah pertama kali. Suatu hari dia berjalan menuju kelas dan menemukan suatu poster yang mengumumkan suatu ceramah tentang suatu "teori segala sesuatu" yang baru ditemukan. Dia sangat bersemangat mengetahui tentang teori baru ini, suatu cara yang sama sekali baru untuk memecahkan teka-teki gravitasi dan mekanika kuantum. Sesudah menghadiri ceramah itu, dia dan teman-temannya membentuk suatu kelompok studi dan menyerap informasi apapun tentang bidang kajian yang baru itu.
Sesudah meraih gelar doktor dalam ilmu fisika di Universitas Oxford pada usia 24 tahun (1987), Greene kembali ke Universitas Harvard. Pada tahun 1990, dia menjadi seorang dosen pada Universitas Cornell di Ithaca, New York, tempat dia mengajar penuh tahun 1995. Tahun berikutnya, Universitas Columbia mempekerjakannya untuk mengajar ilmu fisika dan matematika. Brian Greene tetap menjadi seorang dosen di sana sampai sekarang, dan menjadi wakil direktur Lembaga Ilmu Fisika tentang Dawai, Kosmologi, dan Astropartikel dari universitas itu.
'Mengapa dawai sebagai sesuatu yang begitu kecil sehingga ia tidak bisa melihat menjadi begitu penting untuk diperhatikan? Menurut Greene dan fisikawan-fisikawan lain, teori dawai memegang kunci untuk membuka segala sesuatu, termasuk bagaimana alam semesta diciptakan dan bagaimana cara kerjanya. Para ahli matematika teori dawai menduga juga tentang gagasan-gagasan yang lebih fantastik, termasuk kepercayaan bahwa ada sebelas dimensi, atau tujuh dimensi di luar tiga dimensi yang kita alami sehari-hari. Mereka juga percaya ada alam semesta paralel dengan alam semesta kita. Greene terkenal dalam komunitas ilmiah karena dia memelopori teori-teori ini. Pada tahun 1992, dua orang rekannya pada Universitas Duke di AS membuat suatu penemuan yang menakjubkan. Dengan mengandalkan matematika tingkat maju, mereka mampu membuktikan bahwa jalinan ruang di alam bisa dirobek lalu ruang itu memperbaiki dirinya sendiri dengan suatu cara yang baru. Menanggapi penemuan ini, Greene mengatakan, "Untuk suatu saat yang singkat, Anda merasa seakan-akan Anda sudah melihat alam semesta dengan suatu cara yang tidak seorang pun pernah lihat sebelumnya."
David Gross
David Gross lahir di Washington D.C. pada tanggal 19 Februari 1941. Dia putera sulung dan punya empat adik lelaki. Ayahnya, Bertram Meyer kelahiran Philadelphia (AS) adalah putera dari orang tua Yahudi asal Cekoslowakia-Hungaria yang kemudian beremigrasi ke AS. Ayahnya tamatan Jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Pennsylvania. Ibu David Gross, Nora (Faine), kelahiran Ukraina. Kakek dari pihak ibunya pindah ke AS tahun 1914 disusul neneknya dan kedua anaknya sesudah PD I.Kedua anaknya, paman dan ibu David Gross, menyelesaikan kuliahnya di AS. Pamannya tamatan Fakultas Hukum Universitas Harvard dan ibunya tamatan Universitas Barnard dengan keahlian dalam ilmu kimia. Tapi ibunya tidak pernah memakai keahlian itu karena Depresi ekonomi yang melanda AS tidak memungkinkan wanita karier seperti dia bekerja waktu itu.
Pada tahun 1955, ayah David Gross menjadi dosen pada Universitas Iberani di Yerusalem, Israel. Dia membentuk Jurusan Administrasi Bisnis universitas itu. Karena ayahnya menjadi dosen di universitas itu, David yang kecil dan gemar membaca itu serta saudara lelakinya, Larry, diizinkan membaca dan meminjam buku dari perpustakaan universitas itu. Sejak berusia 13, Gross menjadi tertarik pada ilmu fisika dan matematika. Minatnya pada kedua cabang ilmu ini berasal dari buku-buku sains populer yang dia gemar baca. Sejak usia itu, dia terpukau oleh ilmu fisika teoritis dan bertekad untuk menjadi seorang ahli teori ilmu fisika.Dia lalu seorang diri memelajari matematika dan segera melampaui pengetahuan para gurunya. Karena itu, dia tidak diwajibkan mengikuti pelajaran matematika di kelasnya. Pendidikan SMU Gross istimewa karena banyak gurunya sangat bermutu.
Setamatnya dari SMU, David Gross kuliah di Universitas Iberani di Yerusalem dan mengambil jurusan ilmu fisika dan matematika. Sesudah mendapat gelar Sarjana Muda, dia melamar ke pendidikan doktoral di AS dan diterima di Universitas Kalifornia di Berkeley. Pada waktu itu, Berkeley adalah pusat ilmu fisika partikel elementer.
Sesudah menamatkan kuliahnya pada Universitas Kalifornia, Gross diangkat menjadi seorang Anggota Perhimpunan Harvard. Ini suatu lembaga yang luar biasa yang setiap tahun mengangkat delapan orang anggota dalam bidang keahlian yang berbeda-beda . Di lembaga inilah David Gross mulai menempuh jalan yang menuntunnya pada penemuan kebebasan asimptotik dan QCD.
Tahun 1969, Gross pindah ke Universitas Princeton, tempat dia mengajar sebagai asisten dosen selama 27 tahun..Di sini, dia bebas melakukan riset. Di antaranya, dia melakukan riset bersama beberapa koleganya tentang teori gauge.
Sesudah penemuannya akan kebebasan asimtomik dan munculnya QCD, David Gross melakukan penelitian selama bertahun-tahun tentang teori gauge demi memecahkan QCD. Cukup banyak kemajuan yang dicapai. Dia lalu mengalihkan perhatiannya pada awal 1980-an pada ilmu fisika spekulatif, yaitu, tantangan untuk menyatukan semua forsa alam dan menantang gravitasi kuantum. Awal 1980-an, dia mulai meneliti teori dawai lagi; tahun 1984, dia bersama beberapa orang koleganya, menemukan dawai heterotik. Pada waktu itu, dawai heterotik membuka kemungkinan untuk menjelaskan Model Baku dari teori dawai. Sejak itu, dia memusatkan perhatiannya pada penelitian tentang teori dawai.
Tahun 1996, David Gross menjadi direktur Lembaga Ilmu Fisika Teoritis di Universitas Santa Barbara. Dia melanjutkan penelitiannya tentang teori dawai di sana.
Ada beberapa penghargaan yang diterima Gross atas sumbangannya yang nyata dalam ilmu fisika:
- 1970-1974: Anggota Lembaga Alfred P. Sloan
- 1974: Dipilih menjadi Anggota Perhimpunan Ilmu Fisika Amerika
- 1985: Dipilih menjadi Anggota Akademi Amerika untuk Kesenian dan Sains
- 1986: Dipilih menjadi Anggota Akademi Nasional untuk Sains
- 1987: Dipilih menjadi Anggota Perserikatan Amerika bagi Kemajuan Sains
- 1986: Penerima Hadiah J.J. Sakurai dari Perhimpunan Ilmu Fisika Amerika
- 1987: Penerima Hadiah Keanggotaan Lembaga MacArthur
- 1988: Penerima Medali Dirac
- 2000: Pemberian gelar Doktor Filsafat secara Honoris Causa oleh Universitas Montpellier
- 2000: Penerima Medali Oskar Klein, Universitas Stockholm
- 2000: Penerima Hadiah Harvey, Institut Teknologi Technion, Israel
- 2001: Pemberian gelar Doktor Filsafat Honoris Causa oleh Universitas Iberani, Yerusalem
- 2003: Penerima Hadiah Perhimpunan Ilmu Fisika Eropa dalam Ilmu Fisika Elementer
- 2004: Penerima Medali Agung D'Or dari Akademi Sains Perancis
- 2004: Penerima Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika
Alan Harvey Guth
Alan Harvey Guth adalah seorang fisikawan dan ahli kosmologi asal Amerika Serikat. Dia lahir tahun 1947 di New Brunswick, New Jersey, tamat darii Institut Teknologi Massachusetts (MIT), tempat dia meraih gelar doktor pada usia 22 tahun (1969). Sesudah menduduki beberapa jabatan pasca sarjana di Universitas Princeton, Columbia, Cornell, dan Standford, Guth kembali ke MIT pada tahun 1980 dan menjadi dosen ilmu fisika pada tahun 1986.
Awalnya, Guth bekerja sebagai seorang ahli teori dalam ilmu fisika partikel elementer. Tapi karena dirangsang oleh karya Steven Weinberg, dia mulai mempertimbangkan beberapa masalah menonjol dari kosmologi.
Pada tahun 1980, dia mengajukan teorinya tentang model alam semesta yang mengembang (inflationary universe model). Teorinya mendukung model baku sesudah detik 10 pangkat minus 30 pertama. Di dalam jangka waktu awal yang begitu singkat, dia mengajukan gagasan bahwa alam semesta mengalami suatu pengembangan yang sangat cepat.
Karena karyanya yang menonjol dalam ilmu fisika, Alan Guth mendapat beberapa pengargaan:
- Hadiah Jurusan Sains untuk Pengajaran Mahasiswa Non-Doktoral dari MIT
- Medali Franklin untuk Ilmu Fisika dari Lembaga Franklin
- Hadiah Dirac dari Pusat Internasional untuk Ilmu Fisika Teoritis di Trieste
- Hadiah Kosmologi dari Yayasan Peter Gruber (2004)
Julian Schwinger
Julian Schwinger (1918-1994) adalah seorang ahli ilmu fisika asal Amerika Serikat. Dia paling terkenal untuk teorinya tentang elektrodinamika kuantum dan diakui sebagai salah seorang fisikawan terbesar abad ke-20. Dia berjasa bagi kebanyakan teori medan terpadu modern. Dia meraih Hadiah Nobel untuk ilmu Fisika pada tahun 1965 untuk karyanya tentang elektrodinamika kuantum, bersama Richard Feynman, dan Shinichiwa Tomonaga dari Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar