Barangkali, tidak banyak orang yang mengenal otak di belakang The Bible Code, sebuah buku tulisan Michael Drosnin yang menggegerkan dunia ketika diterbitkan tahun 1996. Buku kontroversial ini menjadi salah satu buku paling laris menurut kriteria harian The New York Times. Otak di balik gagasan tentang sandi Alkitab adalah Dr. Eliyahu Rips, seorang Yahudi-Rusia yang kemudian pindah dan menetap di Israel.
Dr. Eliyahu Rips adalah seorang matematikawan dan pakar terkemuka sedunia tentang teori kelompok. Ini suatu bidang matematik yang mendasari ilmu fisika kuantum.
Michael Drosnin dan Dr. Eliyahu Rips
Apa kaitan antara Dr. Rips dan Michael Drosnin? Pertama, kedua-duanya orang Yahudi Diaspora. Drosnin seorang Yahudi-Amerika dan Rips seorang Yahudi-Rusia yang kemudian menetap di Israel. Kedua, Dr. Rips adalah penemu sandi Alkitab sementara Drosnin, seorang wartawan profesional, mempopulerkan sandi Alkitab ke seluruh dunia.
Michael Drosnin, seorang mantan wartawan harian The Washington Post dan The Wall Street Journal di AS, mempopulerkan penemuan Rips melalui bukunya tadi. Buku itu bahkan dijual dalam bentuk aslinya atau terjemahannya oleh beberapa toko buku di Jakarta. Terjemahan Indonesianya berjudul Sandi Alkitab dan diterbitkan oleh Professional Books, Jakarta.
Lalu, bagaimana Michael Drosnin mengenal Dr. Eliyahu Rips? Secara tidak langsung. Dia mendengar tentang nama Rips pertama kali pada tahun 1992. Sesudah suatu diskusi di Israel tentang masa depan perang, kepala intelijens Israel mengatakan ada seorang ahli matematika di Yerusalem yang perlu dia temui: Dr. Rips. Rips menemukan tanggal yang tepat dari Perang Teluk tahun 1990-1991. Tanggal itu ada dalam bentuk sandi-sandi Alkitab dan diuraikan oleh Rips.
Drosnin lalu bertemu untuk pertama kalinya dengan Dr. Rips. Dari pertemuan itu dan pertemuan-pertemuan berikutnya, dia menulis bukunya tadi.
Pro dan kontra
Tapi The Bible Code atau Sandi Alkitab menimbulkan pro dan kontra di kalangan ahli matematika, ahli teori probabilitas, dan ahli teologia ketika terbit pertama kali dan menjadi populer ke seluruh dunia. Ada yang percaya, ada yang sangsi, dan ada yang tidak percaya.
Kontroversi buku Drosnin tadi rupanya ikut menarik perhatian beberapa ahli teologia Kristen. Termasuk Grant R. Jeffrey, seorang peneliti kawakan dari nubuat-nubuat alkitabiah asal Kanada. Pada tahun 1998, dia ikut meramaikan perdebatan tentang sandi Alkitab dengan menerbitkan bukunya, The Mysterious Bible Codes. Bukunya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Sandi Alkitab Misterius oleh Toko Buku Yayasan Pekabaran Injil 'IMMANUEL", Jakarta.
Lalu, di awal 2003, Toko Buku Gramedia Jakarta menjual lanjutan The Bible Code. Yang pertama, Bible Code II The Countdown (2002) oleh Michael Drosnin. Yang kedua, Future Prospects of THE WORLD According to the BIBLE CODE (2002) tulisan Joseph Noah. Tidak ada info tentang Noah kecuali bahwa bukunya diterbitkan di Florida, AS, dan bahwa dia diilhami The Bible Code tulisan Drosnin. Tampaknya Noah seorang insinyur asal AS dan penganut Kristen.
Kedua buku Drosnin tadi kontroversial sejak diterbitkan. Ada yang mengecam metode matematika yang dipakai untuk memecahkan sandi-sandi Alkitab itu; metode itu dinilai sukar dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Akan tetapi, Michael Drosnin, seorang ateis yang tergugah oleh sandi-sandi Alkitab yang adalah suatu warisan religius leluhurnya, dan kelompok-kelompok Kristen tertentu mendukung metode itu. Kedua kubu tampaknya belum mencapai kesepakatan tentang kehandalan dan keabsahan metode pendekatan dan kebenaran berdasarkan pemecahan sandi-sandi Alkitab dalam kedua buku Drosnin.
Program komputer pemecah sandi Alkitab
Berbicara tentang metode matematika yang menimbulkan kontroversi tadi tidak bisa dilepaskan dari otak di balik metode pemecahan itu: Dr. Eliyahu Rips. Matematikawan dan ahli teori kelompok Yahudi ini akhirnya diizinkan beremigrasi dari Rusia ke Israel tahun 1970 berkat tekanan internasional pada pemerintah Rusia. Sebelumnya, dia menjadi seorang tawanan politik Uni Soviet. Dia dibebaskan sesudah suatu protes yang meluas ke seluruh dunia yang dipimpin oleh Perhimpunan Matematika Amerika Serikat.
Di Israel, penganut Yahudi ortodoks ini mendapat kesibukan yang baru. Dia menjadi seorang dosen pada Jurusan Matematika Universitas Iberani di Yerusalem. Di samping itu, dia dan dua orang ilmuwan Yahudi lain - Doron Witzum dan Yoav Rosenberg - menciptakan suatu program komputer yang mampu memecahkan sandi-sandi Alkitab pada tahun 1982.
Rips menemukan sandi-sandi Alkitab dalam versi Iberani asli dari Alkitab, yaitu Kitab-Kitab Torat Musa. Itulah Alkitab seperti yang ditulis pertama kali. Itulah kata-kata yang menurut Alkitab sendiri diberikan Allah kepada Musa di Gunung Sinai 3.200 tahun yang lalu.
Untuk menemukan dan memecahkan sandi-sandi Alkitab melalui program komputer khususnya, Rips menghilangkan semua spasi di antara kata-kata Iberani kuno itu. Dengan penghilangan spasi-spasi itu, dia mengubah seluruh Alkitab asli itu menjadi untaian huruf yang sambung-menyambung sepanjang 304.805 huruf.
Keputusannya berbuat demikian diilhami tradisi Yahudi tentang caranya Alkitab dibentuk. Orang-orang bijak Yahudi kuno mengatakan Alkitab asli dalam bahasa Iberani kuno tanpa spasi-spasi di antara kata-kata. Menurut suatu legenda, itulah cara Musa menerima Alkitab dari Allah, yaitu, "berdampingan tanpa pemisahan kata-kata". Jadi, apa yang Rips lakukan kemudian adalah memulihkan Alkitab Iberani, yaitu Kitab-Kitab Torat Musa, kepada asalnya yang sesungguhnya.
Cara memecahkan sandi-sandi Alkitab
Program komputer khusus yang dikembangkannya bersama dua orang rekannya lalu mencari untaian huruf-huruf untuk memperoleh informasi baru yang disingkapkan. Caranya? Dengan melompat lewat jumlah yang sama dari huruf-huruf Iberani kuno apa pun.
Dengan cara demikian, siapa saja yang memakai program komputer itu bisa membuat suatu kalimat. Asal dia memahami dan memakai bahasa Iberani kuno dalam Alkitab itu. Kalimat itu mengisahkan satu cerita di permukaan tapi sekaligus menyembunyikan cerita lain dalam suatu sandi. Sandi itu bisa dipecahkan atau diuraikan melalui suatu lompatan yang sederhana melewati sejumlah huruf tertentu.
Rips menjelaskan bahwa setiap sandi adalah suatu masalah menambahkan huruf-huruf tertentu. Jelasnya, setiap sandi diperoleh dengan menambahkan, misalnya, setiap huruf kelima, kesepuluh atau kelima puluh untuk membentuk sebuah kata.
Misalnya, Anda suatu hari dikirimi sepucuk surat yang berisi sandi bagi kepentingan intelijens. Di dalam surat itu, Anda membaca kalimat berikut:
SilasatauNennydariIrianakanlewatKotaIndahTigaAlangBiru.
Pengirim tahu Anda ahli pemecah sandi. Dengan memakai aturan-aturan atau ilmu pemecahan sandi yang sudah Anda hafal, Anda mulai mencari sandi pada kalimat itu. Caranya? Anda melompat setiap lima dan empat huruf dari kata-kata itu. Karena cara ini sederhana, Anda memutuskan untuk memecahkan sandi ini tanpa memakai program khusus komputer. Anda akhirnya menguraikan atau memecahkan sandi tadi demikian:
SilasAtauNennyDariIrianAkanLewatKotaIndahTigaAlangBiru.
Untuk memperjelasnya, Anda memakai spasi di antara kata-kata:
Silas Atau Nenny Dari Irian Akan Lewat Kota Indah Tiga Alang Biru.
Sesudah uraian yang diperjelas ini, Anda memastikan apa pesan sandi itu: SANDI ALKITAB.
Tentu, ini contoh yang menyederhanakan sandi-sandi Alkitab yang sesungguhnya. Anda tidak membaca sandi tadi dalam bahasa Iberani, dan tidak juga membacanya dari kanan ke kiri. Untuk memecahkan sandi-sandi Alkitab yang sejati, Dr. Rips mengandalkan perhitungan-perhitungan matematika tertentu, yang berhubungan dengan statistik probabilitas. Selain itu, huruf-huruf Iberani harus Anda baca dari kanan ke kiri (kalau Anda memahami tulisan dan bahasa Iberani kuno). Kemudian, untuk memecahkan sandi-sandi itu, Anda membaca huruf-huruf yang bermakna melalui lompatan-lompatan lewat jumlah-jumlah huruf tertentu dari berbagai arah, seperti dari atas ke bawah, bawah ke atas, kiri ke kanan, dengan menyilang, atau secara diagonal.
Sandi-sandi Alkitab yang diuraikan lalu menimbulkan suatu teka-teki silang. Setiap kali suatu kata atau frasa baru ditemukan, suatu teka-teki silang yang baru diciptakan. Kata-kata yang saling berkaitan itu menyingkapkan informasi yang cermat, yang sering rinci, tentang zaman modern, termasuk abad ke-21. Padahal, sandi-sandi Alkitab itu ditulis lebih dari 3.000 tahun yang lalu di kawasan yang sekarang disebut Timur Tengah.
Itu yang membuat sandi-sandi Alkitab unik. Dalam Bible Code II The Countdown, Anda bisa menemukan suatu urutan lompatan secara acak yang mengeja "Menara Kembar" tanpa "pesawat terbang". Anda bisa menemukan "bin Laden" tanpa "kota dan menara itu". Anda bisa menemukan "Kembar" tanpa "perang berikutnya" atau "Akhir Zaman".
Menimbulkan Kesangsian Tapi . . .
Dr. Eliyahu Rips lalu melaporkan hasil penemuannya dalam sebuah jurnal matematika AS. Banyak ilmuwan yang membaca laporan itu sangsi. Kleim Rips, menurut mereka, terlalu menakjubkan. Sulit diterima akal ada sandi-sandi Alkitab yang ditulis 3.200 tahun yang lalu mampu menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah Alkitab ditulis.
Harold Gans, seorang pemecah sandi senior AS pada Dinas Keamanan Nasional yang sangat rahasia, mendengar tentang kleim-kleim yang mencengangkan itu. Dia memutuskan untuk menyelidikinya.
Selama bertahun-tahun, dia membuat dan memecahkan sandi-sandi untuk dinas intelijens AS. Dia yakin sandi Alkitab tidak masuk di akal, menertawakan.
Untuk meneliti sandi-sandi Alkitab, Harold Gans menulis suatu program komputernya sendiri. Lalu, dia mulai menghabiskan 440 jam untuk membuktikan bahwa sandi-sandi Alkitab itu berisi kebohongan. Dia meneliti ulang kleim Rips bahwa sandi-sandi Alkitab menyebutkan nama, tanggal kelahiran dan wafat 66 orang Yahudi bijak bestari yang hidup dan wafat jauh sesudah Alkitab Iberani ditulis.Ternyata, di luar keinginannya, dia memperoleh hasil yang sama seperti yang diperoleh Rips.
Tiga Peringatan Grant R. Jeffrey
Sandi-sandi Alkitab yang diteliti oleh Dr. Eliyahu Rips dan koleganya menarik perhatian para peneliti Kristen, seperti Dr. Grant R. Jeffrey. Dia memberi tiga macam peringatan tentang apa yang bukan fungsi sesungguhnya dari sandi-sandi Alkitab. Pertama, sandi-sandi Alkitab tidak bisa dipakai untuk meramalkan peristiwa-peristiwa masa depan. Kedua, sandi-sandi Alkitab tidak berisi pesan-pesan teologis atau doktrin tersembunyi apa pun. Ketiga, sandi-sandi Alkitab tidak ada hubungannya dengan numerologi, yaitu, ilmu yang memakai angka-angka untuk tujuan-tujuan okultisme atau gaib.
Penyempurnaan Metode Pemecahan Sandi
Meskipun kontroversial, penelitian terus-menerus untuk menyempurnakan matematika dan metode penyingkapan sandi Alkitab masih berlangsung. Dr. Eliyahu Rips dan pakar-pakar matematika yang lain, pakar teori probabilitas, dan beberapa ahli teologia Yahudi dan Kristen masih menekuni sandi Alkitab. Mereka bahkan membuat suatu situs web untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian mereka, yaitu, http://www.biblecodedigest.com/ yang bisa Anda akses kalau berminat.
MatematikawanYahudi Diaspora yang Lain
Masih ada matematikawan-matematikawan Yahudi Diaspora tenar lainnya. Beberapa di antaranya adalah Pemenang Hadiah Nobel; yang lain adalah guru matematika Einstein. Mereka akan dibicarakan lebih jauh dalam bab berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar