05 Agustus 2008

1. Berbagai Dampak Global Yahudi Diaspora

Dampak Global Yahudi Diaspora, judul sebuah buku langka tulisan Wakana (Pondok Gede, Bekasi, Indonesia: Penerbit LOGOS, 2003), secara menawan menguraikan pengaruh dahsyat orang-orang Yahudi Diaspora terhadap perkembangan, kemajuan, dan arah peradaban dunia selama lebih dari 3.000 tahun. Ketahanan hidup mereka yang luar biasa terhadap berbagai ancaman seperti genosida dari zaman Mesir kuno sampai dengan zaman Hitler bisa memberi ilham pada orang Papua, suatu kelompok etnik yang kecil di Indonesia yang ketahanan hidupnya juga terancam. Mereka bisa belajar tentang “rahasia” ketahanan hidup orang Yahudi selama ribuan tahun – dan tetap memberi pengaruh hebat pada dunia!

Tentang pengaruh hebat mereka, orang Papua masa kini belum sampai ke sana. Mereka diperkirakan membutuhkan beberapa generasi sebelum beberapa otak terbaiknya bisa menonjol dalam pergaulan internasional. Itupun kalau ketahanan hidup mereka sebagai suatu kelompok etnik di Indonesia masih ada. Karena itu, demi ketahanan hidupnya, mereka bisa mempelajari rahasia ketahanan hidup orang Yahudi Diaspora. Segi-segi positif, manfaat atau hikmah, yang mereka peroleh dari pengalaman orang Yahudi bisa mereka pakai untuk merancang ketahanan hidup mereka sendiri ke masa depan.

Dampaknya Global

Pada abad ke-20, jumlah total orang Yahudi sedunia – termasuk mereka yang tinggal di Israel masa kini – kurang dari seperempat dari satu persen – sekitar 15 juta orang Yahudi – dari penduduk dunia, yaitu, sekitar 6 miliar orang. Sekitar 6 juta tinggal di Israel sekarang; sebagian besar dari mereka sebenarnya adalah orang-orang Yahudi Diaspora yang kembali tinggal di tanah leluhurnya. Selebihnya, adalah orang-orang Yahudi Diaspora yang tinggal dalam jumlah tertentu di berbagai negara. Jumlah orang Yahudi Diaspora terbesar terdapat di Amerika Serikat, sekitar 5 juta orang. Meskipun jumlah total orang Yahudi sedunia kecil, mereka memberi dampak yang secara proporsional jauh melampaui jumlah pemberinya dalam setiap bidang kemajuan manusia.

Dalam abad modern, khususnya abad ke-20, para ilmuwan Yahudi Diaspora membuat kemajuan hebat dalam ilmu fisika, ilmu kimia, dan khususnya, ilmu kedokteran. Dari 663 Hadiah Nobel yang dianugerahkan pada para ilmuwan, sastrawan, dan tokoh perdamaian antara 1901 dan 2001, sekurang-kurangnya 156 atau sekitar 24 persen dari hadiah itu dianugerahkan kepada orang-orang Yahudi Diaspora. Untuk ukuran populasi Yahudi sekecil itu, persentase prestasi menonjol mereka tergolong sangat besar.

Selama 2.000 tahun terakhir, mereka memengaruhi ajaran Kristen. Ajaran ini dianut sekitar dua miliar dari enam miliar penduduk dunia pada akhir tahun 2000 atau sekitar sepertiga penduduk dunia.

Karl Marx, seorang “raksasa” filsafat asal Jerman dan berdarah Yahudi, punya lebih dari satu miliar penganut paham komunisme, sosialisme atau Marxisme di seluruh dunia. Bahkan Soekarno, presiden pertama RI, dan Partai Komunis Indonesia di masa lampau dipengaruhi filsafat Karl Marx tadi.

Dampaknya dalam IPTEK Abad ke-20

Albert Einstein, Niels Bohr, dan Sigmund Freud – tokoh-tokoh garda depan sains abad ke-20 – membuka kepada dunia abad atom, abad kuantum, dan rahasia akal budi manusia. Daftar prestasi besar ilmuwan-ilmuwan Yahudi kelas dunia tidak terbatas pada mereka bertiga saja. Anda yang belajar matematika pasti tahu sekurang-kurangnya satu dari matematikawan tenar Yahudi ini: John Von Neumann, Nikolay Ivanovich Lobachesky, Herman Minkowski, Tulio Levi-Civita, dan Georg Cantor. Pakar-pakar komputer berdarah Yahudi mencakup John Von Neumann, salah satu otak utama di balik semua komputer masa kini, dan Andrew Grove, ikut memproduksi mikroprosesor komputer dan memimpin perusahaan komputer, Intel. Selain Sigmund Freud, bapak psikologi modern, dua ahli psikologi tenar sedunia lain dan berdarah Yahudi mencakup Eric Fromm dan Abraham Maslow. Teknologi ruang angkasa abad ke-20 berkembang di antaranya karena jasa ilmuwan Yahudi Diaspora: Theodore von Karman adalah seorang tokoh yang memelopori industri penerbangan ruang angkasa Amerika Serikat; Arye Shternfeld adalah salah seorang “konstruktor utama” pesawat-pesawat ruang angkasa Uni Soviet, termasuk Mechta – nama sputnik atau pesawat ruang angkasa pertama Uni Soviet – yang diluncurkan pertama kali tahun 1955. Masih di Amerika Serikat, Hyman Rickover tercatat dalam sejarah kemiliteran modern negara adidaya itu sebagai pendorong dan perancang Nautilus, kapal selam nuklir pertama AS.

Tokoh-Tokoh IPTEK Lain Abad ke-20

Ternyata, masih ada banyak lagi tokoh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdarah Yahudi yang lain. Beberapa di antaranya mencakup Emile Berliner, Samuel Ruben, Albert Kahn, Carl Sagan, dan Franz Boas.

Emile Berliner adalah seorang penemu dan industrialis hebat kelahiran Jerman. Berliner membuat suatu revolusi teknologi ketika dia “menyulap” telepon penemuan Bell menjadi suatu alat yang mampu mengantar suara manusia pada jarak yang jauh pada tahun 1887. Selain itu, dia menginovasi fonograf, suatu teknologi hiburan buatan Thomas Alva Edison dari Amerika Serikat, dengan menciptakan Gramofon Berliner. Alat untuk memainkan musik pada piringan hitam ini – mirip CD tapi berukuran besar – kemudian dinamakan kembali sebagai Mesin Bicara Victor pada tahun 1887. Mesin ini punya ketajaman yang unggul dan popularitas yang meluas.

Samuel Ruben cuma seorang tamatan SMU. Tapi dia memiliki lebih dari 300 paten atas penemuan-penemuannya. Memang, dia seorang penemu berbagai komponen listrik. Komponen-komponen ini mencakup baterai alkalin, berbagai peralatan utama yang memakai tenaga listrik, kamera otomatik, perangkat radio dan televisi, jam tangan, motor bertenaga listrik, kamera otomatik, alat pacu jantung, alat bantu pendengaran bertenaga baterai merkuri yang berselaput dan revolusioner, satelit ruang angkasa, dan kotak suara buatan.

Albert Kahn dijuluki “bapa rancangan pabrik modern”. Arsitek berdarah Yahudi kelahiran Jerman kemudian menetap di AS ini sudah menerjemahkan arsitektur industrial menjadi suatu bentuk seni yang revolusioner. Dia memelopori beton yang diperkuat dan menciptakan kompleks-kompleks yang sangat besar, seperti Perusahaan Motor Ford dan pabrik-pabrik untuk perusahaan mobil Chrysler dan General Motors di AS. Standar-standar rancangannya sudah diterima di seluruh dunia.

Atas persetujuannya, lebih dari 2.000 bangunan industrial didirikan di seluruh dunia. Ini termasuk rumah sakit, menara untuk kantor, gedung universitas, dan sinagoga di Michigan. Pakar bangunan itu dipertahankan di Rusia pada tahun 1929 untuk cepat mengindustrialisasi Rusia dengan membangun lebih dari 5.000 pabrik dalam waktu dua tahun.

Carl Sagan adalah seorang penulis ilmiah populer terkemuka sedunia dari Amerika Serikat. Dia sudah menulis lebih dari 700 artikel dan 20 buku. Sebagai penulis dengan dampak global, dia mempopulerkan astronomi, penerbangan ruang angkasa, dan kosmologi pada ratusan juta pembaca di seluruh dunia. Cosmos, salah satu bukunya, kemudian dibuat menjadi sebuah film TV spektakuler dengan judul yang sama. Lebih dari setengah miliar pemirsa di enam puluh negara mengikuti Cosmos, suatu tur yang mendebarkan melalui ruang angkasa yang dalam. Tidak heran film spektakuler ini memenangkan suatu hadiah TV di AS.

Carl Sagan adalah juga seorang ahli astronomi sebelum dia menjadi seorang penulis terkenal. Dalam kapasitas ini, dia memainkan suatu peranan yang penting dalam misi-misi penerbangan antar-planet melalui pesawat-pesawat ruang angkasa AS: Mariner, Viking, dan Voyager. Selain itu, dia direktur Laboratorium Penelitian Planeter pada Universitas Cornell di AS.

Franz Boas adalah seorang ahli antropologi dengan pengaruh global. Ilmuwan kelahiran Jerman dan kemudian menetap di Amerika Serikat ini dipandang sebagai bapa antropologi Amerika Serikat. Pemikirannya dalam bidang antropologi masih dipelajari di seluruh dunia, khususnya di Jurusan Antropologi di perguruan tinggi, termasuk di Indonesia.

Dampaknya dalam IPTEK Awal Abad ke-21

Apakah dampak mereka masih ada dalam abad ke-21? Masih ada dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka, misalnya, masih muncul sebagai pemenang Hadiah Nobel dalam semua bidang kecuali Perdamaian antara tahun 2001 dan 2007. (Bidang-bidang yang diberi Hadiah Nobel mencakup Ilmu Kimia, Ilmu Ekonomi, Kesusastraan, Perdamaian, Ilmu Fisika, dan Fisiologi atau Ilmu Kedokteran.)

Penambahan Hadiah Nobel ini mengakibatkan statistik antara 1901 dan 2007 harus diubah bagi ilmuwan dan tokoh perdamaian berdarah Yahudi. Selama 107 tahun hadiah sangat prestisius itu diberikan, sekurang-kurangnya 176 ilmuwan dan tokoh perdamaian Yahudi meraihnya. Hadiah Nobel ini diberikan dengan dua cara: kepada lebih dari satu pemenang atau kepada satu orang pemenang saja. Jumlah 176 tadi adalah penerima individual saja, di luar penerima “kolektif”. Kalau penerima per kelompok – biasanya dua sampai dengan tiga orang – dari ilmuwan dan tokoh Yahudi dtambahkan, jumlah mereka tentu lebih dari 176. Apapun juga, jumlah 176 ini selama lebih dari satu abad hadiah itu dianugerahkan membentuk 23 persen dari semua penerima individual seluruh dunia.

Siapakah ilmuwan Yahudi yang dianugerahi Hadiah Nobel antara tahun 2001 dan 2007? Anda yang mempelajari secara khusus Ilmu Kimia, Ilmu Ekonomi, Kesusastraan, Ilmu Fisika, dan Ilmu Kedokteran boleh jadi pernah membaca, mendengarkan, atau mempelajari tulisan salah satu dari mereka. Nama-nama mereka dan tahun penerimaan Hadiah Nobelnya demikian:

· Ilmu Kimia. 2004: Aaron Ciechanover, Avram Hershko, Irwin Rose. 2006: Roger Kornberg

· Ilmu Ekonomi. 2001: George Akerlof, Joseph Stiglitz; 2002: Daniel Kahneman (dari Israel); 2005: Robert Aumann; 2007: Leonid (Leo) Hurwicz, Eric Maskin, Roger Myerson

· Kesusastraan. 2002: Imre Kertész; 2004: Elfriede Jelinek, Harold Pinter

· Ilmu Fisika. 2003: Vitaly Ginzburg, Alexei Abrikosov; 2004: David Gross, H. David Politzer; 2005: Roy Gauber

· Fisiologi atau Ilmu Kedokteran. 2002: Sydney Brenner, H. Robert Norvitz; 2004: Richard Axel; 2006: Andrew Z. Fire

Dampaknya dalam Fotografi

Kodachrome. Kodacolor. Ektacolor. Ektachrome. Polaroid.

Kita mengenal istilah-istilah fotografi dan merek kamera ini di Indonesia. Pergilah ke toko-toko yang menjual kamera-kamera dan rol-rol film – khususnya, dari Eastman Kodak – dan Anda tidak akan sulit menemukan produk-produk tadi. Ini adalah produk-produk Yahudi Diaspora.

Tonggak-tonggak dalam seni dan teknologi fotografi dicapai banyak keturunan Yahudi Diaspora. Pengetahuan dan keahlian fotografi yang mereka capai punya daya-tarik khusus bagi mereka.

Fotografer-fotografer berdarah Yahudi lain lebih berminat pada sisi seni fotografi. Alfred Stieglitz, seorang Yahudi Diaspora, memantapkan fotografi sebagai suatu bentuk seni yang bernilai untuk dipamerkan di museum-museum. Richard Avedon, fotografer berdarah Yahudi yang lain, hampir seorang diri meningkatkan fotografi komersial sampai mencapai ketinggian estetik tertentu. Dia kemudian menghasilkan potret-potret yang sangat indah dan tak tertandingi yang dipamerkan pada berbagai galeri fotografi.

Beberapa fotografer berdarah Yahudi membuat rekaman kamera untuk kepentingan media-cetak. Alfred Eisenstaedt secara sangat berpengaruh membentuk gaya dan isi jurnalisme foto. Robert Capa terkenal di seluruh dunia karena peliputannya tentang Perang Saudara di Spanyol dan Perang Dunia II. Untuk jasa-jasanya dalam pemotretan kedua perang itu, dia memenangkan sebuah hadiah bidang fotografi. Jose Rosenthal terkenal ke seluruh dunia karena foto bersejarahnya tentang lambang kemenangan AS di Iwo Jima dalam PD II. Foto itu menunjukkan anggota-anggota Angkatan Laut AS yang menancapkan bendera AS di Iwo Jima, Jepang, sebagai suatu perlambang kemenangan Tentara Sekutu atas Tentara Jepang dalam PD II.

Seorang fotografer Yahudi Diaspora yang mendokumentasikan secara fotografik bayangan seorang lelaki pada Kain Kafan dari Turin adalah Barrie M.Schwortz dari AS. Penganut Yahudi Ortodoks ini adalah Fotografer Pendokumentasian Resmi untuk Proyek Riset Kain Kafan dari Turin, suatu obyek penelitian ilmiah.

Kain Kafan dari Turin mengacu pada sehelai kain lenan berusia ratusan abad yang menampakkan secara tridimensional bayangan seorang lelaki “misterius” dari Israel kuno. Tampak seorang lelaki dewasa yang mati karena penyaliban pada sehelai kain kafan, kain yang disimpan di Turin, sebuah kota di Italia.

Sesudah bayangan itu diketahui melalui foto Secondo Pia, seorang fotografer, pada tahun 1898, kain lenan itu segera menjadi suatu obyek penelitian multidimensional dari berbagai pakar, termasuk Barrie M. Schwortz. Dia sudah membuat lebih dari 24.000 foto dari berbagai sudut pemotretan tentang gambar bayangan pada Kain Kafan dari Turin.

Apakah kain itu adalah kain lenan yang dipakai untuk membungkus mayat Yesus sebelum Dia dimakamkan? Jutaan orang Kristen percaya itu kainnya dan bayangan itu adalah bayangan tubuh Yesus yang mati. Tapi para pakar belum mencapai suatu keputusan final tentang siapa lelaki misterius dalam bayangan tridimensional pada kain kafan itu.

Schwortz yang meskipun bukan seorang pengikut Yesus yakin bahwa bayangan pada kain kafan itu otentik. Untuk mendukung keyakinannya, dia membuat sebuah situs web untuk mendokumentasi hasil risetnya dan riset-riset lain atas Kain Kafan dari Turin. Situs yang dibuat 15 April 1996 itu adalah http://www.shroud.com/.

Wakana, penulis Dampak Global Yahudi Diaspora, mengunjungi situs ini pertama kali tahun 2000. Dia tercatat di mesin penghitung sebagai salah satu dari 250.000 pengunjung situs web ini. Antara 1996 dan 2000, situs ini dikunjungi oleh para pengunjung dari 128 negara, termasuk beberapa orang senator AS dan anggota-anggota kesatuan militer. Schwortz sementara itu menerima lebih dari 5.000 email tentang kain kafan itu.

Terakhir, Wakana mengunjungi situs web tadi pada tanggal 15 Januari 2003. Dia dicatat pada jam 16:49 WIB sebagai pengunjung ke- 1.013.237. Dia memerhatikan bahwa situs itu mengalami updating pada tanggal 20 Desember 2002. Jadi, sejak pertama kali mengunjungi situs itu tahun 2000, dia menyaksikan kenaikan jumlah pengunjung situs web itu sebanyak kira-kira empat kali.

Pada tanggal 19 Juni 2008, saya – karena penasaran – mengunjungi situs Barrie M. Schwortz tadi pada pukul 18:05 WIB. Saya tercatat sebagai pengunjung ke-2.420.585 sejak 15 April 1996. Situs itu pun mengalami updating terkini pada tanggal 2 Juni 2008, dengan Schwortz sebagai Editor dan Penerbit situsnya. Sungguh, suatu dampak fotografi yang luar biasa dari seorang Yahudi Diaspora di AS pada dunia!

Empat penemu teknologi fotografi berdarah Yahudi memberi dampak global pada fotografi. Dua di antaranya adalah peraih Hadiah Nobel dalam Ilmu Fisika. Pertama, Gabriel Lippmann dari Perancis, seorang penemu yang membuat terobosan dalam fotografi berwarna masa awal. Kedua, Dennis Gabor dari Inggris, penemu holografi. Dua orang penemu lain adalah Edwin Land, penemu kamera Polaroid yang membuat suatu revolusi dalam fotografi; dan Leopold Godowsky, Jr., yang penemuannya bersama seorang teman berdarah Yahudi juga, Leopold Mannes, dipakai oleh perusahaan fotografi terkenal dari AS, Eastman Kodak.

Dampaknya dalam Bisnis Film dan Bioskop

Entah disadari atau tidak, banyak film, VCD dan DVD asal Amerika Serikat yang beredar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, diproduksi oleh perusahaan-perusahaan film ternama bentukan Yahudi-AS. VCD Independence Day, misalnya, diproduksi 20th Century Fox; VCD Deep Blue Sea diproduksi Warner Bros Pictures dari Time Warner Entertainment Company. VCD Gladiator ikut dihasilkan oleh Universal Studios. VCD Close Encounters of the Third Kind dibuat Columbia Pictures. Kelima perusahaan produksi film terkenal ini didirikan oleh pengusaha-pengusaha Yahudi Diaspora dari Amerika Serikat.

Mereka memilih Hollywood sebagai tempat film-filmnya diproduksi dan diedarkan secara komersial ke seluruh dunia. Industri film yang mereka dirikan memesona berbagai generasi penonton di seluruh dunia.

Untuk memudahkan para penggemar film-film buatannya, para pengusaha itu mendirikan gedung-gedung bioskop. Gedung bioskop dengan harga menonton yang murah di AS disebut nickelodeon.

Berkat jasa mereka, industri film menjadi usaha global pertama AS. Bahkan sampai sekarang, film-film AS tetap merupakan suatu ekspor utama yang sangat menguntungkan dalam perdagangan dunia.

Siapakah tokoh-tokoh perfilman AS berdarah Yahudi itu? Mereka mencakup Adolph Zukor, pemimpin perusahaan film Paramount Pictures; Samuel Goldwyn, pendiri perusahaan film Metro-Goldwyn-Mayer disingkat M-G-M atau MGM; Marcus Loew, pengusaha industri film yang kemudian membeli dan menggabungkan tiga perusahaan film AS menjadi Metro-Goldwyn-Mayer dan memimpinnya; Harry Cohn, pendiri Columbia Pictures; Barney Balaban yang membentuk gedung-gedung bioskop modern dan menjadi presiden-direktur Paramount Pictures; William Fox yang membentuk Perusahaan Film Fox yang berkembang menjadi 20th Century Fox; Marx Reinhardt yang memperkenalkan impresionisme ke dalam film dan sistem bintang; Carl Laemle, pengusaha industri film asal AS yang kemudian membentuk dan memimpin Universal Studios; Jack Warner, yang bersama ketiga kakak lelakinya mendirikan Warner Bros, kemudian bergabung dengan Time, Inc., perusahaan yang menerbitkan mingguan Time dan membentuk Time Warner, Inc., konglomerat hiburan/media berita terbesar sedunia; dan Steven Spielberg, dipandang salah seorang sutradara film paling cemerlang dari Hollywood, dengan dampak global.

Selebritas Berdarah Yahudi

Bintang-bintang film

Bintang-bintang film berdarah Yahudi sudah hadir seiring dengan sejarah industri film di AS. Al Jolson, seorang aktor Yahudi-AS, membintangi The Jazz Singer produksi studio film Warner Bros pimpinan Jack Warner. Ini film bersuara pertama yang berisi dialog dan musik; karena itu, suara Jolson adalah suara bintang film pertama yang didengar penonton. Bintang-bintang film lain yang berdarah Yahudi mencakup Harrison Ford, Paul Newman, Dustin Hoffman, Woody Allen, Mel Brooks, Lisa Bonet, Michael Douglas, Douglas Fairbanks, Tony Curtis, Gwyneth Paltrow, William Shatner, Sarah Jessica Parker, David Buchovny, Ben Stiller, Ben Kingsley, Billy Crystal, Jane Seynour, dan Richard Dreyfus.

Instrumentalis atau anggota ben

Penggemar alunan musik yang indah dari saksofon tiupan Kenny G. asal Amerika Serikat barangkali tidak menyangka bahwa instrumentalis tenar ini seorang lelaki Yahudi-AS. Musik yang dimainkannya secara instrumental dijual juga di Indonesia.

Instrumentalis tenar lain dan berdarah Yahudi-AS adalah Benny Goodman (1909-1986). Secara tidak resmi, dia dijuluki “Raja Swing”. Dalam suatu pertunjukan di Teater Paramount New York 10 Maret 1937, gedung yang dijejali penonton itu riuh oleh sambutan yang hebat terhadap suatu lagu yang dimainkan Goodman bersama bennya. Selama pertunjukan itu, banyak penonton berdansa jitterburg – pendahulu musik dan dansa populer swing – di gang-gang di antara tempat duduk teater itu.

Lebih dari dua puluh tahun kemudian, Benny Goodman mendapat penghargaan khusus di Uni Soviet. Kunjungannya adalah juga suatu misi resmi pemerintah Amerika Serikat. Dia dan bennya mengadakan 32 konser ben yang dihadiri lebih dari 18.000 penonton Uni Soviet, termasuk Perdana Menteri Nikita Krushchev. Keindahan nada-nada yang mengalun dari klarinet yang dimainkan secara memukau oleh Benny Goodman mengakibatkan dia dijuluki “seorang penyair yang sejati dari klarinet” oleh Sovietskaya Kultura, suatu koran tentang kebudayaan terbitan Uni Soviet.

Kenny G. dan Benny Goodman adalah dua dari sekian instrumentalis atau anggota ben tenar lain berdarah Yahudi. Ada Mel Tormé, sang “Raja Penyanyi”, seorang pemain drum jazz yang hebat dan pemain piano yang baik. Instrumentalis musik klasik dan modern berdarah Yahudi lainnya mencakup Jacques Offenbach, Gustav Mahler, Arnold Schoenberg, Alban Berg, Serge Prokofiev, Aaron Copland, Jascha Heifetz, David Oistrakh, Yehudi Menuhin, Isaac Stern, Arthur Rubinstein, Vladimir Horowitz, Rudolf Serkin yang dijuluki “Penyair Keyboard”, George Gershwin, dan Ira Gershwin.

Pencipta musik populer standar dan musik pop

Ketika orang mendengar White Christmas dilantunkan di akhir tahun, orang tahu bahwa suasana Natal sudah hadir. Lagu Natal sekuler ini diciptakan Irving Berlin, seorang komponis musik pop Yahudi kelahiran Rusia, kemudian menetap di AS. Lagu yang dinyanyikan pertama kali di Hollywood, AS, tahun 1942 ini masih terdengar setiap perayaan Natal dan barangkali akan terdengar lagi Natal tahun berikutnya. Irving Berlin yang wafat pada usia 101 tahun dan sudah menciptakan sekitar seribu lagu mengatakan White Christmas adalah karyanya yang terbaik.

Pencipta lagu populer standar lain dan berdarah Yahudi mencakup Oscar Hammerstein II dan Jerome Kern. Bersama Richard Rodgers, Oscar Hammerstein II terkenal ke seluruh dunia karena salah satu karya musikalnya, The Sound of Music. Musikal ini lalu diangkat ke layar perak yang ditonton secara internasional, termasuk di Indonesia, dan memperkenalkan lagu-lagunya yang terkenal seperti Edelweiss dan Doh-Ray-Me. Kalau ada di antara Anda yang pernah mendengar dan menyukai lagu Smoke Gets in Your Eyes, Anda barangkali tidak menyangka penciptanya, Jerome Kern, adalah seorang Yahudi, bersama penulis lirik lagu ini: Otto Harbach. Lagu yang populer pertama kali tahun 1933 masih bisa Anda dengar melalui CD atau VCD dan ruang-ruang karaoke masa kini di Indonesia.

Konduktor-konduktor kelas dunia

Dalam masa Orde Baru, Zubin Mehta yang menjadi dirigen suatu penampilan orkestra di Jakarta mendapat sambutan positif dari pers dan beberapa orang musikus Indonesia. Mehta adalah salah seorang kondukter tenar berdarah Yahudi. Konduktor-konduktor kelas dunia lain dan berdarah Yahudi juga mencakup Leonard Bernstein, Serge Kouzevitsky, Bruno Walter, dan Otto Klemperer.

Olahragawan Yahudi tenar

Pertandingan renang dalam Olimpiade di kota Munich, Jerman, tahun 1972 digemparkan oleh kemenangan spektakuler seorang perenang dari Amerika Serikat. Dia menyabet tujuh medali emas untuk tujuh cabang renang – suatu rekor fantastik! Dialah Marc Spitz, seorang perenang Yahudi-AS. Olahragawan berdarah Yahudi tenar lain dengan prestasi individual mencakup Boris Becker dan Pete Sampras, kedua-duanya pemain tenis kelas dunia; Benny Leonard, seorang petinju kelas berat dari AS; Bill Goldberg, seorang pegulat kelas berat juga dari AS; dan Helene Mayer, seorang atlet olahraga anggar.

Pesulap-pesulap tenar

Sudah lebih dari sekali David Copperfield, pesulap tenar asal Amerika Serikat itu, mengadakan pertunjukan-pertunjukan yang memukau ribuan penonton di Jakarta. Kemahirannya menyihir mata penonton – termasuk, kemampuannya melenyapkan sebuah pesawat terbang untuk kemudian memunculkannya kembali – ditayangklan berkali-kali di layar televisi. David Copperfield berdarah Yahudi-AS. Pesulap-pesulap tenar berdarah Yahudi lain adalah Harry Houdini, David Blaine, dan Uri Geller (dari Israel) yang mampu membengkokkan sebuah sendok dengan tatapan matanya yang memancarkan kekuatan pemusatan pikirannya.

Pelawak tenar

Beberapa bulan yang lalu, saya secara kebetulan menonton di televisi hiburan HBO suatu film komedi yang dibintangi Sacha Baron-Cohen. Tokoh utama dalam film lucu ini yang diperankan Baron-Cohen mengaku berasal dari Kazakhstan, suatu negara pecahan dari Uni Soviet yang kehidupan rakyatnya dalam film ini diasosiasikan dengan keterbelakangan. Dengan mengandalkan adat-istiadat dari Kazakhan dan buta tentang adat-istiadat yang berbeda yang dialaminya di Amerika Serikat, tokoh yang diperankan Sacha Baron-Cohen mencoba membina pergaulan dengan berbagai orang di AS. Kekonyolan-kekonyolan yang menggelikan dan menjengkelkan orang AS karena melawan tata krama mereka terjadi berkali-kali.

Misalnya, sebelum dia minta ikut lomba rodeo, dia membuka pertandingan itu dengan suatu kata sambutan tentang pentingnya memberantas teorisme dan mendapat tepukan tangan penonton dan peserta rodeo AS. Lalu, dia melanjutkan pidatonya dengan menyanyikan lagu kebangsaan AS. Tapi dia menyanyikan lagu kebangsaan AS dengan memakai lirik lagu kebangsaan Kazakhstan yang diterjemahkan sekenanya ke dalam bahasa Inggris karena dia sendiri belum fasih berbahasa Inggris. Segera penonton dan peserta rodeo asal AS mengejeknya dengan suara “buuuuh” berkali-kali tapi penyanyinya tetap menyanyikan dengan sungguh-sungguh lagu kebangsaan gado-gado AS-Kazakhstan ini sampai selesai. Di akhir film, dia kembali berada di antara rakyat sederhana di Kazakhstan dengan pemahaman yang baru tentang peradaban di AS. Sacha Baron-Cohen adalah seorang pelawak berdarah Yahudi. Kemunculannya sebagai seorang pelawak yang populer sudah dimuat dalam mingguan Time.

Pelawak-pelawak berdarah Yahudi lainnya mencakup Jerry Seinfeld. Bersama konco-konconya, dia masih tampil dalam suatu serial komedi di Star World, suatu siaran televisi luar negeri. Ada juga Jerry Lewis, seorang pelawak hitam asal AS yang kemudian menjadi penganut Yudaisme, agama orang Yahudi, dan Sam Levinson.

Berbagai Dampak Lainnya

Adakah dampak lain dari orang Yahudi Diaspora? Masih banyak. Beberapa di antaranya akan dilanjutkan dalam tulisan mendatang.

Tidak ada komentar: