Beberapa tahun yang lalu, acara televisi Indonesia terkenal, “Kuis Siapa Berani”, pernah diikuti suatu kelompok peserta dari Reuters. Meskipun ini cabang suatu kantor berita asing terkenal dari Inggris di Jakarta, para pesertanya orang Indonesia. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pendirinya seorang Yahudi Diaspora dari Inggris.
Eksekutif Jurnalisme dan Media Berita serta Pemilik Bisnis Media
Jumlah orang Yahudi Diaspora yang dikaitkan dengan jurnalisme dan media berita mengesankan. Di Amerika Serikat, misalnya, tiga dari jaringan televisi dan radio diluncurkan dan dikelola oleh eksekutif-eksekutif Yahudi-AS.
Mengapa mereka berkecimpung dalam media massa? Baginya, kebebasan berbicara atau mengeluarkan pendapat adalah jantung demokrasi. Untuk melindungi kebebasan itu, mereka hadir pada perusahaan-perusahaan penerbitan, kantor berita, dan stasiun-stasiun televisi.
Ada enam tokoh jurnalisme dan media berita berdarah Yahudi dengan dampak global. Mereka mencakup Baron Paul J. Reuter (1816-1899), Adolph Ochs (1858-1935), Joseph Pulitzer (1847-1911), David Sarnoff (1891-1971), William S. Paley, dan Rupert Murdoch (lahir 1931).
Layanan berita internasional pertama
Layanan berita internasional pertama dan terbesar di dunia dipelopori Baron Paul J. Reuter. Lelaki berdarah Yahudi dan kelahiran Jerman ini kemudian menetap di Inggris dan dihormati dengan baron, suatu gelar kebangsawanan Inggris. Layanan berita internasional pertama yang dia dirikan di Inggris itu disebut Reuter’s News Service, suatu organisasi layanan berita terbesar sedunia.
Reuter juga cepat mengantisipasi dua jenis teknologi komunikasi yang lain. Pertama, komunikasi lewat kawat-kawat telegrafi; dan, kedua, komunikasi melalui kabel-kabel bawah laut. Kedua jenis komunikasi itu berguna sebagai jaringan pengiriman berita antar-benua.
Pemilik dan pengelola koran bergengsi
Harian The New York Times – disingkat NYT – demikian populernya sehingga ia disebut dalam salah satu lirik “Saturday Night Fever” yang dibuat menjadi suatu hit dunia tahun 1980-an oleh The Bee Gees dari Australia. NYT memang suatu koran bergengsi – di Amerika Serikat dan dunia. Pemilik dan pengelola masa awalnya adalah Adolph Ochs, seorang pengusaha pers berdarah Yahudi-AS.
Ochs tidak langsung memiliki dan mengelola NYT. Penerbit koran kelahiran Ohio, AS, itu mula-mula membeli dan mengelola pada tahun 1878 Chattanooga Times, koran terkemuka di AS bagian selatan. Delapan belas tahun kemudian, dia membeli dan mengelola The New York Times.
Apa yang menyebabkan NYT menjadi suatu harian yang bergengsi? Barangkali, pandangan Adolph Ochs tentang pers bisa menjelaskan sebab-sebabnya. Dia sangat memusuhi sensasionalisme dalam berita. Akan tetapi, dia menekankan peliputan yang komprehensif, etis, dan tidak berpihak. Sikap tidak berpihak itu dia tegaskan demikian: “tanpa rasa takut atau tanpa keberpihakan”. Selain itu, dia menciptakan slogannya yang menjadi tuntunan bagi pemuatan berita di koran itu. “Semua berita yang cocok untuk dicetak, [cetaklah].” Penerapan pandangannya mengakibatkan NYT menjadi koran terkemuka AS yang tak tertandingi dalam gengsi dan dampak globalnya.
Dua tokoh utama berdarah Yahudi-AS masa kini di balik kebesaran NYT adalah Joseph Lelyveld dan Max Frankel. Kedua-duanya adalah editor eksekutif harian bergengsi ini; di samping itu, Frankel adalah seorang penulis.
Pewaris hadiah prestisius bagi jurnalisme dan kesenian
Gajah mati meninggalkan gading. Joseph Pulitzer wafat meninggalkan Hadiah Pulitzer – bagi bangsa Amerika Serikat. Hadiah itu dianugerahkan bagi prestasi luar biasa dalam jurnalisme, kesusastraan, dan teater – sampai sekarang.
Siapakah dan apakah Joseph Pulitzer? Lelaki Yahudi yang beremigrasi ke AS tahun 1864 itu adalah seorang editor terkenal di dunia karena Hadiah Pulitzer yang diwariskannya. Sebelum menjadi terkenal dalam jurnalisme, dia masuk tentara dan – sesudah pensiun – menetap di Saint Louis, sebuah kota di AS. Keterlibatannya dalam jurnalisme didorong antara lain oleh kemiskinannya sesudah pensiun. Tanpa uang sepeser pun, dia mencari nafkah dengan menulis pertama kali untuk sebuah koran berbahasa Jerman. Keberuntungannya lalu berubah. Dalam beberapa tahun, reporter itu dipilih menjadi anggota dewan perwakilan rakyat negara-bagian Missouri. Di Missouri, dia menolong membentuk Partai Republikan Liberal. Akan tetapi, niat utamanya adalah koran. Untuk menyalurkan minatnya, Joseph Pulitzer mendirikan usaha-usaha penerbitan. Usaha-usaha ini kemudian meninggalkan efek yang bertahan lama sesudah dia wafat karena menetapkan standar-standar jurnalisme modern. Kemudian, dia menghidupkan kembali atau mendirikan harian The St. Post-Dispatch (1878), The New York World (1883), dan The Evening World (1887). Koran-koran itu berkembang berdasarkan pelaporan investigatif, sensasionalisme, dan pembeberan kesalahan-kesalahan politik. Sesudah wafat, dampak Joseph Pulitzer pada jurnalisme dan kesenian masih berlangsung.
“Bapa televisi Amerika”
Ingat film Titanic, ingat Jack Dawson (Leonardo DiCaprio) dan Rose Dewitt Bukater (Kate Winslet). Ingat kisah nyata Titanic, ingat David Sarnoff. Lelaki Yahudi-AS itulah penerima pesan tanpa kabel (wireless) dari kapal pesiar mewah itu pada malam tahun 1912: “S.S. Titanic menabrak gunung es. Tenggelam cepat.” Ketika menerima pesan SOS itu, Sarnoff yang bekerja sebagai seorang operator telepon tanpa kabel pada sebuah perusahaan telekomunikasi meneruskan pesan itu kepada sebuah kapal uap. Kapal uap itu lalu melaporkan bahwa Titanic sudah tenggelam dan beberapa penumpang yang masih hidup dinaikkan ke kapal uap itu. Taft, Presiden AS waktu itu, memerintahkan stasiun-stasiun radio lain untuk tidak terlibat dan, dengan demikian, David Sarnoff seorang diri tetap bertugas selama 72 jam. Dia mencatat nama-nama mereka yang hidup dan membuat namanya terkenal pada jutaan pembaca koran tentang musibah itu.
Cuplikan dari riwayat hidupnya menunjukkan jenis pekerjaannya yang akan membuka kesuksesan besarnya di masa depan. Kariernya di AS di bidang media massa elektronik mulai diketahui masyarakat umum ketika dia pada tahun 1917 mendesak supaya sebuah “kotak musik radio” yang sederhana dipasarkan. Perusahaan Marconi AS mengatakan rencana Sarnoff akan menjadikan radio suatu “alat rumah tangga” yang sama dengan piano atau fonografi. Kariernya lalu menanjak sehingga dia menjadi seorang eksekutif media berita, khususnya televisi dan radio. Sebagai eksekutif media berita, Sarnoff menunjukkan kepemimpinan yang tegas; dia kemudian menyatukan televisi dan radio menjadi sarana-sarana utama komunikasi massa. Dia cepat menanjak menjadi presiden-direktur RCA – Radio Corporation of America – yang didirikan Owen D. Young. Selain itu, dia memampukan RCA membuat siaran-siaran radio dari pantai yang satu ke pantai yang lain di AS. Jabatan ini akan mengarahkannya menjadi pendiri NBC – National Broadcasting Corporation – dan anak-anak perusahaannya, Blue Network dan Red Network pada tahun 1927. NBC membawahi banyak stasiun radio di AS dan memperluas jaringan siaran dari satu pantai ke pantai lain di AS. Kemudian, dia meningkatkan siaran televisi RCA menjadi siaran televisi berwarna. Dia kemudian membangun perusahaan itu menjadi kompleks elektronik terbesar sedunia pada waktu itu. Untuk jasa-jasanya yang begitu menonjol dalam bidang media massa, David Sarnoff secara beralasan dihormati bangsa AS sebagai “bapa televisi Amerika”.
Saingan NBC
Seorang tokoh media massa elektronik lain yang akan bersaing dengan Sarnoff adalah William S. Paley. Lelaki Yahudi-AS ini mendirikan pada tahun 1928 CBS, Columbia Broadcasting System. Setahun kemudian, dia memindahkan CBS ke New York dan menjadikannya saingan NBC milik Sarnoff.
Salah satu yang terbesar di dunia
Ruport Murdoch yang lahir di Melbourne Australia tahun 1931 kemudian pindah dan menetap di Amerika Serikat adalah pemilik News Corp., salah satu korporasi media paling besar dan paling berpengaruh di dunia. Melalui kerajaan bisnis media massa dan penerbitan lainnya, dia menjadi salah seorang terkaya di dunia.
Murdoch mewarisi suatu koran Australia dengan oplah kecil tahun 1952. Lalu, dia secara agresif mengubahnya menjadi News Corp., salah satu perusahaan media terbesar di dunia. Konglomerasi ini mencakup televisi, film-film fitur, layanan online, koran, dan buku-buku.
Tahun 1980-an, dia menjadi warga negara Amerika Serikat demi memenuhi syarat untuk memiliki stasiun-stasiun televisi di sana. Sekarang, dia memiliki Asian Star Television dan saham di Fox TV Network, Penerbit Harper Collins Books, 2oth Century Fox, dan harian The New York Post.
Kakek Murdoch adalah seorang pendeta Protestan Gereja Presbiterian dari Skotlandia, Inggris. Dia kemudian berimigrasi ke Australia. Nenek Rupert Murdoch adalah seorang wanita Yahudi.
Ayah Murdoch, Sir Keith Murdoch, seorang penerbit koran di Australia. Ibunya puteri suatu keluarga Yahudi yang kaya. Tapi Ruport Murdoch sering berusaha agar warisan darah Yahudi dari pihak nenek dan ibunya tidak dibeberkan kepada umum.
Meskipun demikian, dia tergolong menurut hukum Talmud dan hukum negara Israel masa kini pada orang Yahudi. Syarat minimum untuk terhitung sebagai orang Yahudi sudah terpenuhi: ibu dan neneknya adalah wanita-wanita Yahudi.
Meskipun dia berusaha menutup-nutupi darah Yahudinya, dia blak-blakan dalam mendukung tokoh-tokoh sayap kanan Zionis di Israel. Dua di antaranya yang dia dukung adalah Ariel Sharon dan Benyamin Netanyahu. Dia bahkan dikatakan memakai kekuatan persnya untuk mendukung negara Israel.
Sembilan Tokoh Lain yang Menonjol
Empat tokoh media massa lain tergolong pada ke-100 orang Yahudi top dalam abad ke-20. Mereka mencakup Walter Winchell, Ted Koppel, Walter Lippman, A.M. Rosenthal, dan Morris Fishbein. Tokoh-tokoh media massa tenar berdarah Yahudi lain adalah Adam Michnik, Katherine Graham, Eugene Meyer, Wolf Blitzer, dan Henry Grunwald.
- Di masa jayanya, Walter Winchell mencapai jauh lebih banyak orang dibanding wartawan-wartawan lain. Secara khusus, dia dengan berani membangkitkan kesadaran bangsa AS tentang Holocaust, pembunuhan orang-orang Yahudi Eropa oleh Jerman Nazi selama Perang Dunia II.
- Sebagai pewawancara terbaik di televisi, Ted Koppel menunjukkan kepada kita bahwa media elektronik punya kekuatan asal dipakai secara tepat.
- Walter Lippman adalah seorang wartawan kawakan yang berpengaruh besar, khususnya di AS. Kolum-kolum dan editorial-editorialnya di koran didengarkan dan diperhatikan elit intelektual dan politikus-politikus terkemuka, termasuk presiden-presiden.
- Sebagai editor eksekutif dari harian The New York Times, A.M. Rosenthal mentransformasi koran itu. Sementara mempertahankan standar-standar koran itu, dia membuatnya menjadi lebih hidup dan mudah dibaca. Transformasinya mengakibatkan NYT menjadi koran terbaik di AS.
- Dr. Morris Fishbein editor Journal of the American Medical Association selama 25 tahun, yang memberi pengaruh yang besar pada ilmu kedokteran di AS.
- Adam Michnik adalah pemilik Gazeta Wyborcza, koran terbesar di Polandia.
- Katherine Graham dan Eugene Meyer adalah penerbit Washington Post, salah satu koran terkenal di AS.
- Wolf Blitzer adalah reporter berita politik tenar dari CNN, suatu stasiun televisi tenar di AS.
- Henry Grunwald adalah editor kepala mingguan Time dan duta besar AS di Austria.
Dalam bidang apa lagi dampak global Yahudi Diaspora nyata? Masih dalam berbagai bidang – bisnis, kemiliteran, politik, kedermawanan, dan masih banyak lagi. Berbagai dampak ini akan dibicarakan lebih jauh dalam tulisan-tulisan mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar